Perdana Menteri China, Li Keqiang, menjanjikan akses prioritas terhadap vaksin virus corona (Covid-19) yang dikembangkan Negeri Tirai Bambu kepada lima negara Asia Tenggara yang tergabung dalam Kelompok Kerja Lancang-Mekong (LMC).

Dia juga berjanji untuk berbagi informasi perihal pengendalian air untuk negara-negara yang terkena banjir di sepanjang Sungai Mekong.

Hal itu disampaikan Li dalam konferensi video pertemuan para pemimpin LMC. LMC adalah sebuah bentuk kerja sama antara China, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.

Menurut laporan dari China Radio International yang dikelola pemerintah, Li mengatakan mitra LMC akan diberi akses prioritas terhadap vaksin setelah China telah sepenuhnya mengembangkan vaksin dan menggunakannya.

Dilansir South China Morning Post, Selasa (25/8), menurut angka terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), China sedang mengembangkan dua dari 30 kandidat vaksin yang saat ini sedang dalam evaluasi klinis di seluruh dunia.

China juga akan menyiapkan program kesehatan masyarakat khusus di bawah kerangka dana khusus LMC yang diluncurkan pada 2016, untuk membiayai proyek kerja sama antara enam negara.

Menurut rencana yang dirilis oleh media pemerintah pekan lalu, Li diperkirakan akan berbicara dengan para pemimpin dari semua negara kecuali Laos, termasuk Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Presiden Myanmar Win Myint, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc.

Li menuturkan China akan terus memberikan materi dan dukungan lainnya kepada mitra LMC untuk memerangi pandemi.

Selain itu, China juga menjanjikan akses prioritas vaksin ke negara lain seperti tawaran ke Filipina pada Juli, setelah Presiden Rodrigo Duterte mengajukan banding kepada Presiden China Xi Jinping untuk mendapatkan akses ketika vaksin selesai dikembangkan.

Duterte mengatakan negaranya tidak akan menentang China dalam masalah Laut China Selatan, di mana kedua negara bersengketa akibat klaim teritorial.

Sementara itu untuk negara-negara di sepanjang Sungai Mekong, China juga mengatakan akan memberikan data hidrologi tahunan untuk memerangi perubahan iklim dengan lebih baik, banjir, dan kekeringan.

Sungai Mekong mengalir dari China (dikenal sebagai Lancang) ke lima negara mitra LMC lainnya dan sering mengalami banjir. Proyek pembendungan oleh China dan negara-negara lain di sepanjang Sungai Mekong telah menyebabkan ketegangan politik antara negara-negara tetangga di sepanjang sungai terpanjang di Asia Tenggara.

Tahun ini, China bergulat dengan banjir di bagian selatan dan tengah dan menewaskan ratusan orang, banjir juga berdampak pada puluhan juta orang. Hujan lebat dan banjir juga menewaskan warga di Thailand, Myanmar, dan Vietnam dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut laporan dari kantor berita China, Xinhua, Li mengatakan bersedia menawarkan lebih banyak bantuan kepada negara-negara Lancang-Mekong lainnya untuk penggunaan sumber daya air yang lebih baik.

Kelompok Kerja Sama Lancang-Mekong pertama kali diusulkan pada 2014 dan mengadakan pertemuan pimpinan pertamanya pada 2016 di Sanya, China.

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia