Ibu yang positif COVID-19 bisa tetap menyusui bayinya dan tidak menularkan virus corona selama bisa melakukan berbagai tindak pencegahan. Bagaimana caranya agar aman menyusui buah hati meski tengah terinfeksi COVID-19?

Ibu yang terinfeksi COVID-19 bisa menyusui bayi dengan aman

ibu menyusui positif covid-19

Studi yang dikeluarkan The Lancet Child and Adolescent Health menemukan fakta bahwa ibu dengan COVID-19 bisa dengan aman menyusui bayinya tanpa menularkan virus. Penelitian tersebut melibatkan 120 orang bayi yang baru dilahirkan oleh ibu yang positif COVID-19.

Sekitar tiga perempat dari ibu hamil mengalami gejala COVID-19 sejak dari rumah dan sekitar setengahnya baru merasakan gejala ketika proses melahirkan. Di rumah sakit, para ibu diizinkan untuk dirawat dalam satu kamar dengan bayinya. Tapi, si bayi harus disimpan di tempat tidur bayi yang berjarak 1,8 meter dari tempat tidur si ibu.

Para ibu itu diperbolehkan menyusui bayinya jika merasa cukup sehat atau gejala COVID-19 telah mereda. Tapi sebelumnya, si ibu wajib mencuci tangan, memakai masker, dan mencuci payudara mereka sebelum menyentuh bayi.

Semua bayi melakukan tes COVID-19 terlebih dulu dalam 24 jam pertama setelah lahir, hasilnya tidak ada yang dinyatakan positif. Setelah satu minggu, sebanyak 79 bali dites ulang dan semua hasilnya negatif. Lalu dua minggu kemudian, 72 bayi dites untuk ketiga kalinya. Hasilnya tidak ada satupun yang dinyatakan positif COVID-19.

Peneliti lalu melakukan pemantauan jarak jauh pada 50 bayi setelah mereka berusia satu bulan. Hasilnya, tumbuh kembang bayi berjalan tanpa hambatan baik itu pada ibu yang positif COVID-19 dengan gejala maupun positif tanpa gejala.

“Kami berharap penelitian ini memberikan sedikit jaminan kepada para ibu baru bahwa risiko mereka menularkan COVID-19 kepada bayi mereka cenderung rendah,” kata dr. Christine Salvatore, salah satu penulis laporan studi tersebut. Dr. Salvatore adalah spesialis penyakit menular anak di Weill Cornell Medicine-New York Presbyterian Komansky Children’s Hospital.

Para penulis mengatakan, menyusui dan kontak fisik langsung antara ibu dan bayinya yang baru lahir sangat penting untuk kesehatan anak dalam jangka panjang. Temuan ini membuat ibu yang terinfeksi COVID-19 bisa tetap menyusui dan tidak kehilangan momen-momen tersebut selama menjalankan protokol kesehatan.

Namun, mereka menegaskan bahwa studi tersebut masih dalam skala relatif kecil, sehingga studi yang lebih besar diperlukan untuk memastikan keakuratan hasil penelitian. Selain itu, perlu pengawasan dan konsultasi dengan dokter terlebih dulu untuk memastikan keamanan menyusui si kecil secara langsung.

Menjaga bayi aman dari penularan COVID-19

ibu terinfeksi covid-19 bisa menyusui

Penelitian ini memberi gambaran baru karena sebelumnya dilaporkan beberapa kasus bayi positif COVID-19 dalam 48 jam setelah dilahirkan. Bayi-bayi ini diduga tertular COVID-19 sejak dalam rahim si ibu.

Temuan terbaru tentang COVID-19 terus bertambah, membuat tenaga medis dan masyarakat harus terus menyesuaikan diri. Panduan untuk ibu hamil dan menyusui yang terinfeksi COVID-19 juga terus berubah seiring dengan bertambahnya pengetahuan ilmuwan tentang bahaya dan cara penularan virus corona ini.

Pada awal pandemi, American Academy of Pediatrics (AAP) awalnya merekomendasikan agar ibu yang terinfeksi COVID-19 dipisahkan dari bayi baru lahir. AAP juga merekomendasikan agar bayi diberikan ASI dengan botol susu.

Namun, AAP telah memperbarui pedoman mereka untuk mengatakan bahwa ibu positif COVID-19 dapat berbagi kamar dan menyusui dengan tindakan pencegahan tertentu. Tindakan pencegahan yang dimaksud adalah dengan menggunakan masker selama menyusui serta menjaga kebersihan tangan dan mencuci payudara sebelum menyusui.

Sejalan dengan pedoman AAP, Asosiasi Ibu Menyusui Dini (AIMI-ASI) pun menganjurkan hal serupa dalam pedoman menyusui yang dikeluarkannya. Bedanya, AIMI hanya menganjurkan mencuci payudara dengan sabun dan air hangat selama 20 detik jika mengalami batuk ketika payudara terbuka.

Tapi perlu dicatat, kemampuan untuk menyusui langsung tersebut tak berlaku jika si ibu mengalami gejala berat COVID-19.

Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.

Editor : Aron

Sumber : hellosehat