Jakarta – Di era serba modern, tak cuma anak muda yang bermain gadget tapi juga orangtua. Sayangnya, karena literasi digital yang kurang, orangtua kadang terjebak dengan berita palsu atau hoax. Tak jarang mereka menjadi sasaran phising.

Nah sebagai anak yang baik, kamu bisa membagikan tips agar mereka terhindar dari berita misinformasi atau kerentanan pencurian data pribadi.

Karissa Sjawaldy Public Policy untuk Facebook di Indonesia mengingatkan bahwa platform Facebook memang senantiasa memastikan keamanan para penggunanya. Namun perlu dicatat, kontrol keamanan kembali lagi dipegang oleh penggunanya sendiri.

Inilah 5 tips untuk menghindari berita hoax:

 

1. Teliti judul dan situsnya

“Kita harus teliti judul atau situs webnya, ada yang nggak nyambung nggak? Misalnya situsnya nggak kredibel, jangan sampai membagikan informasi palsu atau membahayakan. Ada juga berita kemarin bawang putih direndam di alkohol bisa menghilangkan COVID-19, itu kan berbahaya, kita harus berhati-hati,” ucap Karissa dalam konferensi pers.

2. Awas jebakan phising

Ia juga membahas mengenai phising (penipuan) yang dilakukan dengan meminta pengguna mengklik link di suatu unggahan yang nampak mencurigakan.

“Kalau misalnya kita menerima pesan singkat, dan meminta kamu ngeklik link di body postingannya, misalnya ‘ayo klik link ini jika kamu suka anjing’, nah itu jatuhnya bisa salah satu bentuk phising,” katanya.

3. Belajar pakai autentikasi dua faktor

Paling terpenting, kalian juga bisa membantu orangtua kalian untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor untuk mencegah orang lain dapat login dari tempat lain.

4. Jangan asal bikin password

Naufal Faridurrazak yang merupakan kreator Anima Si Nopal juga memberikan sarannya. Naufal yang bekerjasama dengan Facebook untuk edukasi seputar nyaman bermedsos ini mengatakan password merupakan salah satu kunci keamanan akun miliknya.

“Fitur-fiturnya Facebook untuk kita memang semakin aman, tapi aku juga buat kata sandi yang rumit. Aku kombinasi huruf dan angka, dan cuma aku doang yang tahu. Aku aktifkan autentikasi dua faktor,” tutur Naufal.

5. Saling bantu saring berita hoax

Selain itu, orangtua acap kali merasa takut dengan berita yang beredar di media sosial. Naufal menambahkan bahwa kita bisa membantu orangtua untuk memilah berita mana yang valid atau tidak dan mengomparasi dengan berita yang kredibel.

 

Editor : Aron

Sumber : detik