Konsumsi masyarakat yang melemah menjadi akar permasalahan ekonomi di tengah pandemi COVID-19. Tapi pemerintah melihat turunnya permintaan dari masyarakat bukan karena daya beli, tapi karena masyarakat yang menahan uangnya untuk berbelanja.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini banyak masyarakat yang justru meningkatkan tabungan depositonya. Mereka menahan diri untuk berbelanja.

“Dari data yang ada, masalah adalah segi demand side. Mereka yang punya deposito Rp 200 juta, justru sebagian meningkatkannya, tapi tidak membelanjakannya,” kata Airlangga dalam Rakernas Virtual Apindo, Rabu (12/8).

Oleh karena itu, lanjut Airlangga, pemerintah saat ini membentuk stimulan untuk mendorong masyarakat mau membelanjakan uangnya. “Kami sedang mendorong berikan stimulan agar masyarakat belanjakan uangnya,” ujarnya.

Konsumsi rumah tangga di masyarakat pertumbuhannya memang melambat, dalam paparan Airlangga, konsumsi rumah tangga turun di kuartal II menjadi minus 5,51. Padahal di kuartal I tumbuh 2,84%.

Sebelumnya, Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin juga mengajak masyarakat yang memiliki uang lebih untuk membelanjakan uangnya.

Khususnya belanja produk UMKM lokal. Menurutnya, sebanyak apapun bantuan digelontorkan pemerintah, UMKM tetap butuh pembeli untuk bisa tumbuh.

“Sekali lagi saya sampaikan UMKM nggak akan hidup kalau kita nggak belanja. Demand-nya tidak ada. Apapun kita bantu, tapi kalau tidak ada yang pernah keluar spent kartu kreditnya misalnya, UMKM nggak akan tumbuh sustainable,” kata Budi dalam sebuah webinar, Selasa (11/8).

 

Editor : Parna

Sumber : detiknews