Jakarta – Sebuah studi baru menunjukkan bahwa DNA manusia dari nenek moyang misterius yang bahkan lebih tua dari yang dibayangkan. Bahkan penelitian menunjukkan adanya pencampuran DNA akibat kawin silang antara manusia modren (homo sapiens) dengan spesies manusia purba seperti, Neanderthal, dan Denisovan.Beberapa kerabat nenek moyang manusia secara genetik tidak pernah punah. Manusia saat ini membawa gen dari nenek moyang kuno yang tidak diketahui yang ditinggalkan oleh spesies hominin (manusia dan kerabat dekat manusia yang lebih dekat daripada simpanse)  yang mungkin bercampur satu juta tahun yang lalu.

Penelitian baru yang diterbitkan pada 6 Agustus di jurnal PLOS Genetics, juga menemukan bahwa Homo sapiens kawin dengan Neanderthal antara 200 ribu dan 300 ribu tahun yang lalu. Hal ini jauh sebelum pencampuran yang lebih baru dan lebih terkenal dari kedua spesies tersebut terjadi.

Pencampuran gen itu terjadi setelah Homo sapiens atau yang disebut sebagai manusia modern bermigrasi dalam jumlah besar dari Afrika dan ke Eropa sekitar 50 ribu tahun yang lalu.

Peneliti melaporkan, Neandhertal menyumbang antara 3 persen dan 7 persen genom DNA ke Homo Sapiens.

Para peneliti memperhatikan bahwa satu persen DNA di Denisovan berasal dari nenek moyang manusia yang lebih purba misterius. Lima belas persen gen yang diturunkan nenek moyang ini ke Denisovan masih ada dalam genom manusia modern.

“Dugaan terbaik kami adalah bahwa sekelompok manusia modern anatomis awal meninggalkan Afrika kemudian bertemu dan kawin dengan Neanderthal, mungkin di Timur Tengah,” kata Ahli Biologi Komputasi di Cold Spring Harbor Laboratory, Adam Siepel.

Dilansir dari Big Think, siapa sebenarnya nenek moyang misterius ini masih belum diketahui. Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa leluhur misterius terpisah dari garis keturunan yang akan mengarah ke manusia modern sekitar 1 juta tahun yang.

Ini membuat para peneliti menyarankan Homo Erectus sebagai kandidat leluhur misterius itu.

Dilansir dari Live Science, genom Homo Erectus yang telah punah hingga saat ini belum pernah diurutkan sehingga leluhur misterius itu masih menjadi teka-teki.

Penelitian baru menggambarkan kompleksitas sejarah umat manusia yang dalam. Bukti telah lama terkumpul bahwa manusia dan Neanderthal kawin saat berpopulasi di Eropa, sebelum Neanderthal punah sekitar 30 ribu tahun yang lalu.

Pada 2010, para peneliti melaporkan bahwa antara 1 persen dan 4 persen gen manusia modern di Asia, Eropa, dan Oseania berasal dari nenek moyang Neanderthal. Penelitian 2014 menunjukkan 20 persen gen Neanderthal berada di manusia saat ini.

Para ilmuwan telah mampu mengurutkan fragmen DNA yang lebih rapuh dari fosil nenek moyang manusia purba sehingga mereka telah menemukan jaringan kawin silang yang kompleks yang membentang ribuan tahun yang lalu.

Beberapa penduduk Kepulauan Pasifik, misalnya, membawa potongan-potongan DNA spesies manusia purba misterius yang dikenal sebagai Denisovans.

Para peneliti studi baru ini menggunakan metode komputasi untuk membandingkan genom dua Neanderthal, seekor Denisovan dan dua individu Afrika modern.

Orang Afrika dipilih karena orang-orang modern di Afrika tidak membawa gen Neanderthal dari perkawinan silang manusia-Neanderthal terkenal yang terjadi di Eropa mulai 50.000 tahun yang lalu.

Metode ini memungkinkan para peneliti untuk menangkap peristiwa rekombinasi, di mana segmen kromosom yang terdiri dari DNA,  dari satu individu dimasukkan ke dalam kromosom lain.

 

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia