Pandemi virus Corona telah berdampak ke anjloknya lapangan pekerjaan di Inggris. Sejak pembatasan wilayah (lockdown) Maret lalu, sekitar 730 lapangan pekerjaan telah hilang. Banyak tenaga kerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dikutip dari CNN, Rabu (12/8/2020), pusat statistik Inggris, yakni The Office for National Statistics (ONS) mengatakan penurunan lapangan kerja pada kuartal II tahun ini merupakan yang terbesar sejak resesi tahun 2009.

Sejak Inggris memberlakukan lockdown semua perusahaan di berbagai sektor terpaksa ditutup, untuk menahan penularan virus Corona. Akibatnya banyak terjadi PHK dan cuti paksa kepada pekerja. Selama kuartal-II angka pengangguran naik dua kali lipat dari Maret-Juli menjadi 2,7 juta orang.

ONS mengungkap pandemi virus Corona juga berdampak pada penurunan gaji pekerja selama kuartal-II 2020. Hal itu menyeret standar hidup orang Inggris turun bahkan sebelum inflasi diperhitungkan di negara itu.

Pandemi virus Corona telah mendorong ekonomi Inggris ke kemerosotan terburuk di hampir satu abad. Ancaman PHK pun membayangi pekerja di Inggris jika program bantuan pemerintah akan kedaluwarsa pada Oktober 2020.

Meskipun adanya penurunan lapangan kerja dan tingkat pengangguran yang membesar. Persentase angka pengangguran tidak berubah, tetap di 3,9% pada kuartal-II. Namun, angka itu hanya termasuk orang yang tidak bekerja bukan cuti. Sekitar 7,5 juta orang Inggris diperkirakan telah cuti per Juni lalu.

Selain pandemi virus Corona yang menyebabkan anjloknya ekonomi Inggris. Brexit pun menambah kesengsaraan Inggris. Kesempatan waktu mendapatkan kesepakatan dagang dengan Uni Eropa telah hampir habis. Jika Inggris gagal, negara itu akan menghadapi biaya perdagangan miliaran. Hal itu jelas akan mempengaruhi tenaga kerja di Inggris.

 

Editor : Parna

Sumber : detiknews