Ilmuwan dari Pusat Penelitian Virologi dan Bioteknologi VECTOR Rusia mengklaim telah menemukan cara yang sangat mudah untuk membunuh partikel yang terkait dengan virus corona SARS-CoV-2. Ilmuwan Rusia mengatakan air bersuhu ruangan atau air biasa ternyata dapat membunuh Covid-19 tersebut.

Para ilmuwan menyatakan bahwa sekitar 90 persen partikel virus mati dalam air bersuhu ruangan dalam waktu 24 jam. Sementara 99,9 persen mati dalam 72 jam.

Melansir Sputnik News, air bersuhu ruangan memang bisa berperan untuk membunuh virus SARS-CoV-2. Akan tetapi, para ilmuwan memastikan bahwa air mendidih bisa dalam sekejap membunuh virus tersebut.

Secara signifikan, para peneliti juga menemukan bahwa virus tidak berkembang biak dalam deklorinasi dan air laut, namun virus dapat tetap hidup untuk beberapa waktu. Ketahanan virus dalam deklorinasi dan air laut juga tergantung dari suhu.

Ahli virologi VECTOR diklaim telah menjadi yang terdepan dalam penelitian virus corona baru sejak awal pandemi. Mereka bekerja untuk mengembangkan alat tes yang akurat untuk memeriksa virus dan antibodi, serta mengembangkan lebih dari selusin kandidat vaksin pada akhir Maret .

VECTOR mendapat izin untuk memulai uji klinis pada manusia untuk salah satu vaksin yang menjanjikan pekan lalu, dengan pengujian mulai Senin. Terletak di Koltsovo Science City, VECTOR memiliki akses ke salah satu katalog virus terlengkap di dunia.

VECTOR yang dibentuk pada tahun 1970-an mengembangkan tugas untuk membuat vaksin dan sarana untuk melindungi dari senjata biologis.

Melansir BGR, temuan para ilmuwan itu baru-baru ini dipresentasikan oleh Rospotrebnadzor, badan pengawas perlindungan konsumen dan kesejahteraan manusia Rusia.

Selain temuan itu, para peneliti juga mengklaim bahwa air yang mengandung klorin sangat efektif dalam membunuh virus corona.

Rusia telah melaporkan total 834.000 kasus virus corona, dengan 630.000 dinyatakan pulih dan 13.802 meninggal dunia pada Minggu (9/8) ini.

Namun, klaim ilmuwan Rusia tersebut belum melewati proses peer review atau belum melalui pengujian suatu karya tulis ilmiah oleh pakar lain di bidang yang sama.

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia