Partai Demokrat berpasangan dengan PDIP dalam mengusung pasangan calon di 18 daerah dalam Pilkada Serentak 2020. Mereka juga berkoalisi di 10 daerah, sehingga sejauh ini kerja sama terjalin di 28 daerah.

Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani sudah membicarakan hal itu saat berjumpa di Gedung DPR, Jakarta, Kamis kemarin (6/8).

“Di 270 Pilkada ini alhamdulillah di beberapa tempat antara PDI Perjuangan dengan Partai Demokrat melakukan kerja sama untuk mendukung calon di beberapa tempat tersebut,” kata Puan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/8).

Kedua partai berharap kerja sama bisa terjalin dengan optimal dalam kerja-kerja pemenangan di Pilkada Serentak 2020. Meski berada di luar pemerintah, Demokrat dan PDIP berkoalisi di beberapa daerah yang menghelat pilkada.

“Kami tetap optimis dengan kebersamaan dan kesatuan elemen bangsa, termasuk Partai Demokrat dengan PDIP,” kata AHY.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, kedua partai berpasangan di Indragiri Hulu, Kepulauan Riau; Dharmasraya, Sumbar; Mukomuko, Bengkulu; Rejang Lebong, Bengkulu.

Kemudian di Bandar Lampung; Musi Rawas Utara, Sumsel; Mamuju, Sulawesi Barat; Tana Tidung, Kalimantan Utara; Maluku Barat Daya, Maluku; Tidore Kepulauan, Maluku Utara; dan beberapa daerah lainnya.

“Ada 18 yang berpasangan plus 10 koalisi antara Demokrat dan PDIP,” kata Kepala Bappilu Demokrat, Andi Arief saat dihubungi.

Selain dengan PDIP, Demokrat juga menjalin koalisi di banyak daerah dengan Golkar, yakni di 25 daerah. Bersama dengan PAN di 16 daerah, dengan NasDem di 12 daerah, bersama Gerindra di 9 daerah, bersama PKB di 7 daerah dan bersama PKS di 6 daerah.

Meski mesra di sejumlah daerah, Demokrat dan PDIP juga terlibat perseteruan di Pilwalkot Medan, Sumatera Utara. PDIP diprediksi bakal mengusung Bobby Nasution yang merupakan menantu Presiden Jokowi.

Sementara Demokrat, sudah resmi mengusung Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution sebagai calon petahana. Akhyar, yang merupakan kader PDIP, memutuskan untuk loncat menjadi kader Demokrat.

Di level nasional, kader Demokrat juga kerap mengkritik kebijakan pemerintah yang didukung PDIP. Demokrat berada di luar koalisi pemerintah, sementara PDIP, selaku partai pemenang, memimpin koalisi pemerintah.

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia