Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,03% ke 5.127,051 pada perdagangan Rabu (05/08/20), kemarin. Penguatan IHSG ini melanjutkan tren positif hari sebelumnya dan berpotensi mencetak hattrick alias penguatan 3 hari beruntun pada hari ini.

Kemarin IHSG mampu menguat meski pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia terkontraksi alias negatif 5,32%. PDB tersebut menjadi yang terburuk sejak kuartal I-1999, sekaligus membuka pintu gerbang menuju resesi.

Jika di kuartal III-2020 PDB negatif lagi, maka Indonesia resmi mengalami resesi.

Meski demikian, IHSG masih mampu menghijau, sebabnya PDB negatif sudah diprediksi jauh-jauh hari saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di banyak daerah guna meredam penyebaran virus corona. Tidak hanya Indonesia, PDB minus bahkan resesi sudah terjadi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat.

Jadi, PDB negatif di kuartal II-2020 bisa dikatakan dianggap wajar, yang terpenting adalah segera bangkit lagi agar terhindar dari resesi.

Angin segar hari ini datang dari Barat, bursa saham Eropa dan AS (Wall Street) menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat. Penguatan tersebut tentunya menjadi sentimen positif bagi bursa Asia termasuk IHSG pagi ini.

Secara teknikal, IHSG kemarin berhasil melewati resisten (tahanan atas) 5.105 sehingga peluang berlanjutnya penguatan cukup besar, dengan target ke 5.143. Jika level tersebut berhasil dilewati maka IHSG berpotensi menguji level kunci 5.163.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Jika dilihat dari grafik harian, 5.163 merupakan Fibonnaci Retracement 50% sehingga menjadi resisten kuat. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911.

Ke depannya, jika Fib, Retracement tersebut berhasil ditembus secara konsisten, IHSG berpeluang menguat lebih jauh ke 5.458 (Fib. Retracement  61,8%).

Sementara itu melihat grafik 1 jam, indikator stochastic sudah mencapai wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika mencapai oversold, IHSG punya peluang berisiko berbalik melemah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Melihat hal tersebut, jika IHSG gagal melewati 5.143, akan ada risiko koreksi dengan 5.105 kini menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Koreksi bisa menjadi penurunan lebih dalam jika support tersebut ditembus, IHSG berisiko turun ke 5.080 sampai 5.060.

Editor : Aron
Sumber : cnbcindonesia