Dua ledakan besar terjadi di pesisir Beirut, Libanon pada Selasa (4/8) sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Bahkan ledakan besar tersebut menciptakan gelombang seismik yang setara dengan gempa berkekuatan 3,3 M.

Namun, kekuatan ledakan setara 3,3 magnitudo tidak dapat dibandingkan dengan gempa bumi yang memiliki kekuatan 3,3 magnitudo. Itu karena ledakan jenis permukaan, seperti ledakan di Beirut, tidak menghasilkan energi sebesar gempa bumi.

Menurut ahli geofisika di Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional, Don Blakeman mengatakan sebagian besar energi ledakan masuk ke udara dan bangunan.

Artinya, jika ledakan itu terjadi di bawah permukaan bumi, besarnya akan lebih tinggi.

“Tidak cukup energi yang ditransmisikan ke dalam batuan di tanah,” kata Blakeman dilansir dari CNN.

Ahli Seismograf dari Imperial College London, Stephen Hick mengatakan ledakan di Beirut sangat kuat hingga alat seismograf berjarak 500 kilometer bisa mencatat getaran ledakan itu.

Sebanyak 70 orang dinyatakan tewas dan lebih dari 4.000 orang terluka akibat ledakan yang terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat itu.

Dikabarkan bahwa ledakan berasal dari sebuah gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat. Bahan-bahan tersebut yang menyebabkan ledakan dahsyat di Beirut.

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia