Jakarta – Harga jual  emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam mencapai Rp1,013 juta per gram pada Rabu (29/7). Posisi itu turun Rp9.000 dibandingkan pembukaan Selasa (28/7), Rp1,022 juta.

Begitu juga dengan harga pembelian kembali (buyback) turun Rp9.000 per gram dari Rp919 ribu menjadi Rp910 ribu per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp536,5 ribu, 2 gram Rp1,96 juta, 3 gram Rp2,92 juta, 5 gram Rp4,84 juta, 10 gram Rp9,62 juta, 25 gram Rp23,93 juta, dan 50 gram Rp47,79 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp95,51 juta, 250 gram Rp238,51 juta, 500 gram Rp476,82 juta, dan 1 kilogram Rp953,6 juta.

Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.970,7 per troy ons atau naik 0,35 persen. Sedangkan harga emas di perdagangan spot justru terkoreksi 0,34 persen ke US$1.951,7 per troy ons pada pagi ini.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan harga emas di pasar internasional bergerak di kisaran US$1.905 sampai US$1.980 per troy ons pada hari ini. Proyeksinya, harga emas masih menguat karena sentimen tambahan jelang pengumuman hasil rapat dewan gubernur bank sentral AS, The Federal Reserve.

“Pasar berekspektasi The Fed masih akan menyuarakan nada pesimis mengenai pemulihan ekonomi di AS, yang bisa menekan dolar AS,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Sentimen dari The Fed sebenarnya sudah ada sejak tadi malam. Bank sentral AS mengumumkan perpanjangan fasilitas pinjaman yang semula akan berakhir pada September 2020 menjadi Desember 2020.

Kebijakan ini menekan dolar AS dan mengindikasikan pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam akan berlangsung lebih lama. Dengan begitu, kondisi pasar keuangan pun kembali penuh ketidakpastian.

“Dolar AS yang tertekan mendorong kenaikan harga emas yang dinilai dalam dolar AS,” pungkasnya.

 

Editor : Aron

Sumber : cnnindonesia