Pandemi COVID-19 ternyata memiliki sisi positif bagi sektor kesehatan di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sejak adanya pandemi, pemerintah seperti tersadar bahwa industri obat di dalam negeri sangat terbatas.
Luhut mengklaim, kini pemerintah mulai membenahi sektor farmasi, termasuk mulai memproduksi paracetamol yang selama puluhan tahun harus impor dari India.
“Saya beberapa hari lalu ke Cilacap untuk liat petrochemical milik Pertamina. Di hulu enggak ada obat, enggak ada bahan baku. Sekarang di sana kita bisa keluarkan bahan baku untuk hulunya. Misalnya paracetamol yang berpuluh-puluh tahun kita enggak punya,” ungkap Luhut dalam Webinar Investasi di Tengah Pandemi, Sabtu (25/7).
Seperti diketahui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refinery and Petrochemical dari PT Pertamina (Persero), telah bersinergi dengan PT Kimia Farma Tbk untuk melakukan pengolahan produk turunan Petrokimia menjadi bahan baku farmasi, seperti paracetamol.
Setelah Puluhan Tahun Impor, Luhut Klaim RI Kini Bisa Produksi Paracetamol (1)
Ilustrasi obat-obatan. Foto: Shutterstock
Luhut mengakui bahwa selama ini Indonesia adalah importir obat terbesar. Sebanyak 90 persen bahan baku obat masih berasal dari impor. Akhirnya ketika terjadi pandemi, Indonesia kesulitan untuk mendapatkan bahan baku obat termasuk untuk paracetamol yang diimpor dari India.
“Begitu India lockdown kemarin kita kelabakan. Ternyata selama ini kita importir obat terbesar. Kita enggak punya industri obat atau sangat terbatas,” ujar Luhut.
Untuk itu menurut Luhut, atas arahan Presiden Joko Widodo kini pemerintah mulai fokus mengembangkan industri farmasi. Bahkan dana APBN dan stimulus yang digelontorkan pemerintah salah satunya bakal dialokasikan untuk semakin meningkatkan kapasitas dan kualitas industri kesehatan.
“Presiden memerintahkan supaya dana APBN dan juga stimulus digunakan sebanyak mungkin bangun industri kesehatan,” ujarnya.
Luhut mengklaim, kini pelan-pelan progresnya mulai terlihat. Dibandingkan empat bulan lalu saat pandemi baru mewabah, Luhut menilai kini sektor kesehatan Indonesia sudah lebih siap.
Editor : Parna
Sumber : kumparan
“Dulu panik enggak punya APD. Sekarang bisa buat sendiri. Sekarang kita bisa testing untuk vaksin. Kita membuat obat, vaksin, reagen, dan alat kesehatan malah sebagian kita ekspor,” tandas Luhut.