Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengemukakan teori perihal cara terbaik menangani jenajah kasus COVID-19. Teori yang dikemukakan Tito ini menggelegar di publik, sampai-sampai Kementerian Dalam Negeri memberikan penjelasan lanjutan.

Sebagaimana diketahui, penanganan jenazah COVID-19 berbeda dengan jenazah biasa. Penanganan dengan prosedur khusus harus diterapkan demi menjaga kesehatan banyak orang yang masih hidup. Bila tidak ditangani sesuai prosedur, dikhawatirkan virus Corona jenis baru yang ada di jenazah bisa menular ke manusia yang masih hidup. Tito berpandangan, virus akan mati bila jenazah dikremasi.

“Yang terbaik, mohon maaf, saya muslim tapi ini teori yang terbaik dibakar, karena virusnya akan mati juga,” kata Tito dalam sebuah webinar.

Tito menyampaikan hal tersebut dalam webinar nasional Asosiasi FKUB Nasional yang diikuti secara virtual melalui aplikasi Zoom, Selasa (21/7/) lalu. Video webinar itu dibagikan oleh Kapuspen Kemendagri, Bahtiar, di grup wartawan Kemendagri pada Rabu (22/7) kemarin.

Lanjut soal teori jenazah COVID-19, tentu jenazah COVID-19 tidak harus dibakar. Jenazah COVID-19 bisa dikuburkan di tanah tanpa risiko penularan COVID-19. Caranya, yakni dengan prosedur yang benar.

Sejumlah petugas medis mengangkat peti jenazah pasien positif COVID-19 saat simulasi pemakaman di Lhokseumawe, Aceh, Jumat (17/4/2020). Simulasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan melatih kesiapan sarana dan tenaga medis yang sewaktu waktu dibutuhkan dalam membantu menangani pemakaman jenazah pasien positif COVID-19. ANTARA FOTO/Rahmad/pras.Sejumlah petugas medis mengangkat peti jenazah pasien positif COVID-19 saat simulasi pemakaman di Lhokseumawe, Aceh, Jumat (17/4/2020). Simulasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan melatih kesiapan sarana dan tenaga medis yang sewaktu waktu dibutuhkan dalam membantu menangani pemakaman jenazah pasien positif COVID-19. ANTARA FOTO/Rahmad/pras. Foto: ANTARA FOTO/RAHMAD

“Kalau seandainya dimakamkan sesuai dengan cara-cara agama, beberapa agama tertentu ya dia harus dibungkus rapat, rapi, harus rapat, tidak boleh ada celah virusnya keluar, karena virusnya itu akan bertahan. Dan upayakan di kuburan di pemakaman yang tidak ada air mengalir, yang kering. Panas,” ujar Tito.

 

 

Editor : Aron

Sumber : Detik