Beberapa wilayah di Indonesia mulai memasuki fase new normal. Meski begitu, wabah COVID-19 belum benar-benar hilang sehingga masyarakat harus tetap waspada saat keluar rumah.
Namun, di tahun 2020 kita tak hanya harus waspada dengan wabah pandemi corona, sebab ada ancaman penyakit lain yang mengintai, yaitu DBD atau demam berdarah dengue. Setiap tahunnya, demam berdarah memang jadi penyakit endemik yang menyerang tanpa pandang bulu. Anak-anak hingga orang dewasa sama-sama berisiko terjangkit penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti ini.
Menurut data Kemenkes, dari pertengahan Maret yang ‘hanya’ tercatat 25.693 jiwa melonjak drastis menjadi sekitar 68.000 pasien demam berdarah di akhir Juni 2020. Sedangkan jumlah kematian akibat demam berdarah sudah mencapai 346 orang.
Penyebarannya pun hampir merata di seluruh provinsi di Indonesia. Dalam sebuah diskusi virtual yang diadakan oleh Kemenkes pada Senin (22/6) lalu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan bahwa Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus demam berdarah tertinggi di Indonesia.
“Provinsi dengan kasus COVID tinggi, kasus demam berdarahnya juga tinggi. Tertinggi di Jabar kemudian Lampung, NTT, Jatim, Jateng dan DIY, termasuk Sulsel yang kasus COVID-19-nya juga tinggi,” ungkap Nadia seperti dikutip dari kumparanNEWS.
Berbagai upaya pun selalu dilakukan demi menekan perkembangbiakkan nyamuk Aedes aegypti. Salah satunya adalah proses pengasapan (fogging), baik yang dilakukan secara perorangan atau swadaya masyarakat.
Editor : Parna
Sumber : kumparan