JAKARTA – Badan Antariksa Amerika (NASA) sengaja menabrakkan pesawat ke salah satu asteroid untuk melancarkan misi menyelamatkan umat manusia dari benda luar angkasa raksasa seperti asteroid yang berpotensi menimbulkan bencana di bumi.
Misi itu diberi nama DART atau Double Asteroid Redirection Test dan bakal secara resmi diluncurkan pada 2021 mendatang.

Sebelum memulai misi DART, pada Selasa (23/6) waktu setempat, NASA menabrakkan pesawat mereka ke dua asteroid yang berukuran besar dan kecil. Dua asteroid ini disebut ‘Didymos’.

Setelah ditabrak, keduanya berubah menjadi batuan bulan yang lebih kecil dan diberi nama Dimorphos, seperti dilansir BGR.

“Dimorphos yang berarti ‘dua bentuk’ mencerminkan status objek ini sebagai benda langit pertama yang memiliki bentuk orbitnya secara signifikan diubah oleh manusia karena misi DART,” kata salah satu anggota misi DART, Kleomenis Tsiganis dikutip laman resmi NASA.

Lebih lanjut kata Tsiganis, Dimorphos berdiameter 160 meter. Asteroid ini disebut NASA menjadi target yang sempurna untuk uji DART karena orbitnya berada di sekitar Dydimos yang lebih besar (ukurannya 780 meter).

“Para astronom akan dapat membandingkan pengamatan dari teleskop, sebelum maupun sesudah misi DART diluncurkan untuk menentukan berapa banyak periode orbit Dimorphos yang berubah,” kata Ilmuwan Utama Misi DART, Tom Statler.

“Itulah pengukuran utama yang akan memberi tahu kita bagaimana asteroid merespons upaya kita untuk membelokkannya,” sambung Statler.

Uji coba misi DART kali ini tak hanya melibatkan NASA tetapi ada juga badan antariksa dari negara lain yang ikut berpartisipasi seperti Badan Antariksa Eropa (ESA).

Nantinya, ESA bertugas untuk menyelediki lebih lanjut dampak dari uji coba DART terhadap Dimorphos. Kolaborasi internasional ini disebut Asteroid Impact and Deflection Assessment (AIDA).

“DART adalah langkah pertama dalam metode pengujian untuk defleksi asteroid berbahaya. Asteroid yang berpotensi berbahaya ini adalah masalah glbal dan kami sangat senag bekerja sama dengan kolega Eropa kami untuk mengumpulkan data yang paling akurat,” kata Eksekutif Program DART NASA, Andrea Riley.

DARTA merupakan misi pertama yang dikembangkan oleh NASA’s Planetary Defense Coordination Office (Koordinasi Pertahanan Planet NASA/PDCO).

Pada 2016 silam, NASA mendirikan kantor PDCO untuk memimpin upaya pemerintah AS mendeteksi dan memperingatkan asteroid bahkan komet yang berpotensi membahayakan umat manusia di Bumi.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia