JAKARTA – Sejak pandemi Covid-19 meradang, banyak orang mulai mengeluhkan sakit kepala dengan intensitas yang lebih sering karena berbagai alasan. Di sisi lain, sakit kepala juga menjadi salah satu gejala infeksi virus corona.
Masa karantina mandiri dan berbagai aturan pembatasan sosial memicu banyak orang mengalami sakit kepala. Kurangnya aktivitas fisik juga disebut rentan memicu rasa sakit di kepala.

Konsep bekerja dari rumah juga sering kali membuat seseorang kewalahan membagi waktu. Perubahan dalam pekerjaan bisa memicu sakit kepala karena sistem saraf yang sangat peka terhadap perubahan.

Namun, di sisi lain, sakit kepala juga menjadi sala satu gejala Covid-19. Hal itu meningkatkan kekhawatiran pada banyak orang yang bertanya-tanya apakah sakit kepala yang dialaminya merupakan tanda bahwa dia terinfeksi virus corona.

Ahli saraf sekaligus pendiri Diamond Headache Clinic AS, Merle Diamond mengatakan bahwa sakit kepala gejala Covid-19 jauh berbeda dari migrain dan sakit kepala biasa.

Pada orang dengan Covid-19, sakit kepala akan disertai dengan gejala lain seperti demam dan batuk yang intens.

“Sakit kepala karena Covid-19 umumnya digambarkan sebagai sensasi yang sangat berat dan meremas. Biasanya itu [sakit kepala] semakin buruk dengan adanya batuk dan demam,” jelas Diamond, melansir CNN.

Sensasi itu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi sebagai respons terhadap virus dan melepaskan bahan kimia yang disebut sitokin. Sitokin menghasilkan peradangan yang dirasakan sebagai rasa sakit oleh korteks serebral otak.

Migrain, lanjut Diamond, jauh berbeda dengan sakit kepala karena Covid-19. Migrain akan memberikan sensasi berdenyut mulai dari sedang hingga berat. Migrain juga terkadang disertai dengan kepekaan terhadap cahaya dan suara bising serta muntah-muntah.

“Pasien akan menggambarkannya karena otak mereka terlalu besar untuk tengkorak mereka,” kata Diamond.

Migrain, sakit kepala tegang, dan sakit kepala klaster menjadi bentuk umum dari sakit kepala.

Dunia media mengenal ratusan subtipe sakit kepala yang saling berbeda satu sama lain. Mulai dari sakit kepala karena konsumsi kafein, pengaruh faktor hormonal, hipertensi, sakit kepala pasca-trauma, alergi, sinus, hingga sakit kepala yang disebabkan oleh olahraga.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia