Korea Utara dan Korea Selatan kembali bersitegang belakangan ini. Bahkan Korut melakukan tindakan keras, meledakkan kantor penghubung kedua negara di Kaesong, Korut.

Dalam sepekan terakhir, Korut memang tengah berang dengan Korsel. Pasalnya, para pembelot dari negara mereka berulah dengan terus mengirimkan surat-surat dan barang-barang ke Korut, melalui udara atau sungai.

Negara pimpinan Kim Jong-un itu telah memperingatkan Korsel untuk menindak para pembelot tersebut. Pemerintah Korsel juga sudah mengiyakan, tapi rupanya Korut terlanjur murka. Korut meledakkan kantor penghubung kedua negara di Kaesong.

Korea Utara ledakan gedung penghubung

Sejatinya kedua negara memang masih berstatus perang setelah Perang Korea berakhir pada 1953 dengan gencatan senjata, bukan kesepakatan damai. Gesekan-gesekan kecil dikhawatirkan berujung konflik senjata. Korea Selatan patut ketar-ketir karena Korut punya senjata nuklir.

Walau menang persenjataan, bukan berarti Korut bisa menang. Ada faktor lain yang unggul dari Korsel, yaitu sekutunya yang superpower: Amerika Serikat.

Berikut adalah perbandingan kekuatan militer kedua negara seperti dikutip dari berbagai sumber, salah satunya Global Fire Power. Kira-kira siapa yang lebih kuat jika perang pecah:

Tentara Korea Utara-senapan type 88

Anggaran Pertahanan

Anggaran pertahanan Korsel unggul dengan total USD 40,34 miliar tahun ini. Tapi Korsel telah menyatakan akan memangkas anggaran pertahanan tahun ini untuk membantu mengatasi pandemi virus corona.

Korut tak mempublikasikan anggaran pertahanan mereka. Namun menurut data Kementerian Luar Negeri AS, anggaran pertahanan Korut hanya USD 3,6 miliar per tahun.

Tapi jangan salah, anggaran Korut itu adalah yang terbesar di dunia dalam proporsi dengan GDP. Anggaran pertahanan Korut mencakup 13,4 hingga 23,3 persen dari GDP mereka, menunjukkan keseriusan Korut di bidang militer.

Jumlah Tentara

Tentara Korea Selatan

Korea Selatan dan Korea Utara berada di jajaran negara dengan jumlah tentara terbanyak di dunia. Korea Selatan memiliki hampir 3,7 juta personel militer pada 2018.

Korut pada 2016 tercatat memiliki 5,9 juta personel militer. Jumlah ini menjadikan Korut negara dengan jumlah tentara terbanyak di dunia. Tentara di Korut ini bahkan mencakup 25 persen dari populasi total negaranya.

Angkatan Udara

Korsel unggul dengan Korut di bidang pertahanan udara dengan 1.646 jet tempur total. Korut hanya memiliki 949 jet tempur. Selain itu, armada tempur udara Korut tak berkembang karena sanksi dan embargo Barat.

Korut disebut adalah salah satu dari segelintir negara yang masih menggunakan pesawat tua buatan Uni Soviet. Di antaranya adalah MiG-17, MiG-19, MiG-21 dan MiG-23. Korut juga tak mampu mengimpor suku cadang dan persenjataan karena sanksi Barat.

Jet tempur MiG-17

Sementara Korsel terus dipasok dengan jet tempur supercanggih buatan Amerika Serikat. Dalam hal pertahanan udara, lembaga think tank Federation of American Scientists (FAS) menilai Korut akan kalah dan Korsel.

“Angkatan udara memiliki kapasitas kecil untuk mempertahankan wilayah udara Korea Utara dan kemampuan terbatas dalam melakukan operasi udara melawan Korea Selatan,” bunyi pernyataan FAS.

Angkatan Darat

Korut unggul dalam jumlah tank. Korut memiliki 6.045 tank, sementara Korsel 2.600-an. Korut juga menang dalam hal jumlah peluncur roket, sebanyak 2.110, dibanding Korsel 575.

Namun Korsel menang jumlah dalam kendaraan lapis baja dan barisan artileri.

Tank Tentara Rakyat Korea (KPA)-Korea Utara

Angkatan Laut

Korea Selatan unggul dari Korea Utara karena memiliki kapal induk, yakni Dokdo. Dengan persenjataan ini, Korsel mampu melancarkan serangan dari laut dan darat sekaligus.

Korut lebih banyak memiliki kapal perang, berjumlah total 984 dibanding Korsel 234. Namun kebanyakan kapal perang Korut berkelas patroli laut dengan kemampuan serang yang terbatas. Korsel unggul untuk jumlah kapal destroyer dan fregat.

Korut juga memiliki lebih banyak kapal selam dibanding Korsel, 83 vs 22.

Kapal Induk Korea Selatan Dokdo

Senjata nuklir

Walau kalah dalam persenjataan lainnya, namun Korut memiliki senjata nuklir. Bom atom Korut selama ini jadi momok bagi Korsel. Korut juga diganjar sanksi karena tetap enggan melakukan proliferasi nuklir.

Terlebih, Korut terus mengembangkan dan menguji rudal balistik antarbenua atau ICBM yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Korut mengklaim ICBM mereka mampu menembakkan nuklir hingga jarak 1.000 kilometer, bisa mengincar wilayah mana pun di Korsel.

Korsel tak punya senjata nuklir. Reaktor nuklir di negara itu hanya digunakan untuk pemenuhan energi listrik.

Rudal Korut

Tak ada angka pasti berapa jumlah bom nuklir yang dimiliki Korut. Namun para intelijen AS memperkirakan negara itu punya antara 10 hingga 13 senjata nuklir.

Korsel telah melakukan enam kali uji ledak nuklir sejak 2006 hingga 2017.

Uji ledak pada September 2017 adalah yang terbesar, menunjukkan kekuatan rudal nuklir Korut mencapai 200 kiloton. Sebagai perbandingan, bom nuklir AS yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945, menewaskan ratusan ribu orang, berkekuatan 16 kiloton.

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un, uji coba peluncuran rudal terbaru milik militer Korut, Salah satu rudal peluncur roket ganda yang ditembakkan saat uji coba

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un,  uji coba peluncuran rudal terbaru milik militer Korut, Salah satu rudal peluncur roket ganda yang ditembakkan saat uji coba

Editor: PARNA
Sumber: kumparan