JAKARTA – Video game resmi boleh digunakan sebagai obat untuk anak-anak hiperaktif. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui perawatan berbasis video game pertama untuk anak dengan attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD.
FDA menyetujui permainan video EndeavourRx sebagai obat yang diresepkan oleh dokter untuk anak-anak berusia 8-12 tahun dengan jenis ADHD tertentu. Video game ini dapat digunakan bersamaan dengan perawatan lain seperti terapi dari dokter, obat-obatan, dan program pendidikan.

Video game EndeavouRx merupakan permainan yang membuat anak harus mengarahkan avatar melalui jalan yang penuh rintangan. Anak juga harus mengumpulkan target untuk mendapatkan hadiah.

Perusahaan yang merancang EndeavouRx menyatakan anak harus berinteraksi dengan permainan selama 30 menit per hari, lima kali seminggu dalam siklus pengobatan satu bulan. Permainan ini bertujuan untuk meningkatkan fokus dan mengurangi gejala ADHD.

“Perangkat EndeavourRx menawarkan pilihan non-obat untuk memperbaiki gejala yang terkait dengan ADHD pada anak-anak dan merupakan contoh penting dari bidang yang berkembang, terapi digital,” kata Direktur FDA untuk Perangkat Kesehatan Radiologis, Jeffrey Shuren dalam keterangan pers, dikutip dari CNN.

Video game ini terbukti dapat digunakan sebagai obat setelah FDA meninjau lima studi klinis pada lebih dari 600 anak. Berdasarkan tinjauan, video game ini dapat memberikan sejumlah efek negatif seperti frustasi, sakit kepala, pusing, reaksi emosional, dan agresi. Meski demikian, tak ada efek samping serius dari perawatan video game ini.

Video game ini boleh dipasarkan dan dapat diunduh di perangkat seluler.

ADHD adalah gangguan perkembangan saraf umum yang biasanya pertama kali didiagnosis pada anak-anak dan dapat bertahan hingga dewasa.

ADHD masuk dalam kategori gangguan mental yang ditandai dengan kesulitan memusatkan perhatian, perilaku impulsif, dan perilaku hiperaktif. Gejala ADHD yang tampak adalah sulit untuk tetap fokus dan perilaku yang sulit dikendalikan. ADHD dapat berdampak signifikan pada tumbuh kembang dan kemampuan bersosial anak.

Data global menunjukkan prevalensi anak di bawah 18 tahun dengan ADHD mencapai 7,2 persen atau lebih dari 129 juta anak di seluruh dunia.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia