Segala macam konflik yang dihadapi di Liga Turki mengantar Loris Karius kembali ke Premier League.

Jelang bergulirnya kembali Premier League 2019/20, Karius memutar ulang memori berlaga di kompetisi tertinggi sepak bola Inggris ini. Salah satu fragmen yang tidak akan dilupakannya adalah klub-klub Premier League yang memburu tanda tangannya.

Cerita itu terjadi saat Karius masih berstatus sebagai pemain muda. Ia tergabung di tim junior VfB Stuttgart dan juga mengemban tugas sebagai kiper Timnas U-16 Jerman.

“Saya menerima banyak penawaran dari klub, tetapi Manchester City datang menawarkan solusi untuk saya. Mereka memperlihatkan rencana konkret, termasuk cara supaya saya bisa masuk tim senior,” jelas Karius kepada Transfermarkt.

Loris Karius

“Rencana itu membuat saya terkagum-kagum. Waktu itu saya hanya bisa membayangkan bermain untuk Stuttgart, tetapi bagi saya, konsep dan rencana mereka tidak semeyakinkan Manchester City,” ujar Karius.

“Jadi saya berkata pada diri sendiri, ‘Oke, saya akan menerima tantangan ini dan berangkat ke Inggris.’ Selain Manchester City, rasanya separuh kontestan Premier League tertarik dengan saya,” jelas Karius.

City yang datang kepada Karius saat itu adalah City era baru. Pada 2008, Sheikh Mansour mengambil alih kepemimpinan dan membentuk City menjadi tim hebat.

Tidak ada lagi City sebagai tim semenjana yang biasa dikenal orang. City tidak hanya menjadi tetangga yang berisik bagi Manchester United, tetapi juga lawan yang mengancam.

Stadion Etihad

Di bawah kepemimpinan Sheikh Mansour, City tidak hanya menggaet pemain bintang, tetapi juga menciptakan pemain hebat. Itulah sebabnya akademi sepak bola mereka kini menjadi salah satu yang termasyhur.

Tentu saja komitmen semacam ini menarik minat Karius yang kala itu masih merupakan pemain muda. Maka dimulailah perjalanan Karius di tim muda City. Ia berlaga dan dibentuk di sana sejak 2009 sampai 2011.

Pada 2011, ia kembali ke Jerman dan menandatangani kontrak pertamanya sebagai pemain profesional bersama Mainz 05, lalu melangkah ke Liverpool pada 2016.

“Waktu itu saya hanya mendengar rencana-rencana Manchester City dan VfB [Stuttgart]. Seingat saya waktu itu para investor baru saja datang dan memulai program mereka di klub,” ujar Karius.

Manchester City adalah klub yang sangat fokus dan berkomitmen pada pemain-pemain muda mereka. Ada banyak terobosan yang lahir di sana, akademi mereka juga sangat bagus. Itulah sebabnya saya memutuskan ke Manchester City,” tutur Karius.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan