Pendeta Indonesia yang menuai kontroversi karena pernyataannya pada aksi demonstrasi di Amerika Serikat memberikan klarifikasi. Dia mengatakan, pernyataannya itu tidak menjelekkan Indonesia.

“Kalau mereka melihat keseluruhannya dari awal dan akhir, saya itu sebenarnya tidak menjelekkan Indonesia,” kata Pendeta Oscar Surjadi dalam wawancara khusus dengan Voice of America Indonesia (VoA Indonesia), Kamis (11/6).

Sebelumnya Surjadi menuai kontroversi karena pidatonya pada aksi protes kematian George Floyd di Portland, Oregon. Secara umum, pidato Surjadi mengajak kepada persatuan dan menuai reaksi positif. Namun di awal pidatonya, Pendeta dari City Blessing Church itu menyinggung soal diskriminasi di Indonesia.

“Saya lahir di Indonesia, jadi saya tahu apa itu prasangka dan diskriminasi. Saya kira saya bisa lari jauh dari Indonesia dan datang ke sini untuk menghirup kebebasan.” kata Surjadi dalam aksi Kamis lalu itu.

Pernyataannya itu ramai dibagikan di media sosial dan menuai kecaman. Pro dan kontra bermunculan dari komentarnya tersebut. Salah satu yang mengkritisinya adalah Shamsi Ali, imam masjid asal Indonesia di New York City.

Kepada VoA Indonesia, Surjadi mengatakan pidatonya tak bermaksud menjelekkan Indonesia. Dia malah mengajak para pemrotes “untuk mempunyai satu sikap protes yang elegan” dengan menyampaikan apa yang pernah dia alami di tanah air.

“Saya mengatakan apa yang Anda alami, saya juga pernah alami. Tetapi itu dulu,” kata Surjadi. “Mari kita bikin sesuatu yang elegan, damai. Suara kita dikemukakan, tapi jangan sampai merusak, itu intinya.”

Kepada masyarakat, Surjadi sekali lagi menegaskan bahwa dia tidak bermaksud membuat kontroversi.

“Kalau kata-kata saya mengganggu, memperuncing atau mempertajam, saya sebagai hamba Tuhan tidak pernah bermaksud demikian,” kata dia.

Dalam wawancara yang berbeda, juga dengan VoA Indonesia, Surjadi meyakini bahwa diskriminasi terjadi di mana saja. Namun dia menyerukan agar masyarakat tak mengedepankan perbedaan, namun merayakan kesatuan.

“Untuk masyarakat Indonesia saya lihat saat ini sudah maju, sudah baik, sudah cukup dibanggakan. Jangan terpengaruh hal demikian, kita memiliki slogan yang lebih powerful dari bangsa lain, Bhinneka Tunggal Ika, mari kita manifestasikan,” ujar Surjadi kepada VoA Indonesia, Selasa lalu.

Oscar Surjadi mengatakan telah meninggalkan Indonesia sejak 1987 namun tinggal di Singapura lebih dulu, sebelum akhirnya pindah ke Amerika Serikat. Awalnya, City Blessing Church yang dia pimpin dari 1998 khusus untuk jemaat Indonesia, namun sejak 2007 gereja itu juga menerima jemaat umum.

Belum diketahui apakah Surjadi masih memegang kewarganegaraan Indonesia atau sudah jadi WN Amerika Serikat.

kumparan telah menghubungi Pendeta Oscar Surjadi melalui Facebook Gereja City Blessing dan diberikan alamat email untuk berkirim pertanyaan. Pertanyaan telah disampaikan pada Kamis (11/6), namun belum mendapatkan balasan.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan