JAKARTA – Michelle Obama memberikan pesan mendalam kepada seluruh anak muda yang lulus pada 2020 lewat sesi Dear Class of 2020 yang disiarkan melalui YouTube, Minggu (7/6) waktu Amerika Serikat.

Michelle merupakan salah satu pemateri dalam rangkaian pidato yang disiarkan secara daring tersebut, selain dengan suaminya, Barack Obama, kemudian ada boyband Korea BTS, Beyonce, dan Lady Gaga.

Dalam pidato, Michelle menyinggung banyak hal, mulai dari kondisi pandemi, permasalahan rasialisme yang melanda Amerika Serikat dan banyak negara, gerakan Black Lives Matter, hingga ajakan untuk memilih pada pemilu November mendatang.

“Lulus dari sekolah ataupun kampus merupakan puncak dari tahun-tahun kerja keras. Jadi tolong nikmati momen ini,” kata Michelle Obama membuka pidatonya. “Kalian pantas merayakan ini. Selamat,”

“Saya kesulitan untuk menemukan kata-kata bijak yang tepat untuk kalian hari ini. Saya di sini berbicara kepada kalian, bukan sebagai mantan ibu negara, tapi sebagai orang dalam kehidupan biasanya, seorang ibu, seorang mentor, seorang warga negara yang peduli tentang masa depan kalian dan masa depan negara kita,”

“Karena saat ini, semua posisi dan gelar buatan itu semuanya terlucuti. Dan banyak dari kita yang mempertimbangkan hakikat paling dasar dari siapa kita sebenarnya,”

Michelle menyebut bahwa selama beberapa bulan terakhir, masyarakat diguncang banyak kejadian, mulai dari pandemi yang telah merenggut banyak korban jiwa hingga masalah rasialisme yang mengguncang tatanan sosial.

Istri Barack Obama itu mengatakan bila masyarakat merasakan kegundahan dan kebingungan atas segala hal yang terjadi, maka ia juga merasakan hal yang sama. Hal itu merupakan hal yang wajar.

Namun ia menyebut bahwa masalah sosial yang terjadi saat ini merupakan hasil dari ketidakadilan dan prasangka yang terus terjadi antar manusia dan gagal dimusnahkan.

“Karena terlalu banyak orang di negara ini, tak peduli seberapa keras mereka bekerja, ada batasan struktural yang menghambat mereka. Itu membuat jalan yang ditempuh makin panjang dan sulit. Bahkan kadang terasa mustahil untuk bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi,”

People take part in a Black Lives Matter protest rally in Piccadilly Gardens, Manchester, England, Saturday, June 6, 2020, after the recent killing of George Floyd by police officers in Minneapolis, USA, that has led to protests in many countries and across the US. (Danny Lawson/PA via AP)

Michelle menyinggung banyak hal yang jadi kegundahan publik, mulai dari penyediaan perlindungan diri kala bekerja saat pandemi yang tak seimbang, rasa aman yang tak muncul ketika berhadapan dengan kepolisian, hingga berbagai kegelisahan kapan masa suram ini selesai.

Namun Michelle menegaskan, segala hal tersebut tak semestinya membuat masyarakat putus asa. Ia menyebut masyarakat sudah semestinya fokus menghadapi masalah tersebut, dan bukannya memalingkannya kembali seperti yang sudah terjadi selama bertahun-tahun.

“Jadi, para wisudawan, saya berharap apa yang terjadi dengan kalian saat ini bisa menjadi panggilan buat kalian. Itu mendorong kalian, bukan hanya untuk berpikir soal karier yang akan dibangun, tapi menjadi sosok orang seperti apa yang kalian inginkan?” kata Michelle.

Michelle mengingatkan generasi saat ini memiliki kesempatan untuk belajar lebih cepat dan efisien dibanding generasi sebelumnya. Ia juga mengingatkan akan pentingnya kejujuran, integritas, dan kasih sayang antar sesama dalam menjalani kehidupan.

Michelle juga mengingatkan pentingnya suara dari setiap individu untuk mengubah kondisi lingkungannya, yang menyiratkan soal pentingnya keterlibatan pemilih muda dalam Pemilu AS pada November mendatang.

“Para wisudawan, kemarahan adalah kekuatan yang kuat. Bisa menjadi berguna. Namun bila dibiarkan saja, itu hanya akan menggerogoti dan menghancurkan juga membuat kekacauan di dalam juga luar,” kata Michelle.

“Namun ketika difokuskan, disalurkan dalam saluran yang lebih baik, itu bisa mengubah sejarah. Dr [Martin Luther] King dulu marah, Sojourner juga marah,” lanjutnya menyinggung beberapa nama tokoh revolusi. “Tapi orang-orang itu juga didorong oleh belas kasih, prinsip, dan harapan,”

“Sekarang waktunya kalian. Demokrasi kita memang tidak sempurna, namun saya telah berkeliling dan melihat di banyak negara lain, saya bila mengatakan kepada kalian bahwa demokrasi kita kokoh. Dan masih berfungsi,”

Dear Class of 2020 merupakan serial YouTube yang menghadirkan pidato dari berbagai pihak kepada para lulusan tahun ini yang terdampak dari pandemi dan berbagai situasi sosial yang terjadi.

Serial tersebut debut pada Minggu (7/6), setelah sebelumnya dijadwalkan pada Sabtu (6/6) namun digeser karena menghormati upacara pelepasan dari George Floyd.

Dear Class of 2020 dibuka oleh Lizzo dan penampilan dari Philharmonic New York, serta pidato dari Alicia Keys.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia