JAKARTA – Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengesahkan dakwaan pidana terhadap lebih dari 24 bankir Korea Utara atas tuduhan skema pencucian uang internasional pada Kamis (28/5).

Para bankir Korea Utara itu dituduh memindahkan sekitar US$2,5 miliar dan masuk sebagai pelanggaran sanksi AS.

Surat dakwaan setebal 50 halaman itu ditandatangani pada bulan Februari dan dibuka pada Kamis pagi di pengadilan federal di Washington DC. Selain warga Korea Utara, pengadilan AS juga turut mendakwa lima warga China.

Dilansir dari New York Times, pencucian uang itu bernilai miliaran dolar dan digunakan untuk membantu mendanai program senjata nuklir Korea Utara, kata Departemen Kehakiman AS dalam sebuah surat dakwaan yang disegel.

Pihak Departemen Kehakiman AS menuduh 28 warga Korea Utara dan kelima warga China menggunakan lebih dari 250 jaringan perusahaan shell untuk mencuci lebih dari US$2,5 miliar aset melalui sistem perbankan internasional.

Pemerintah mengklaim bahwa uang itu mengalir kembali ke bank devisa utama milik Korea Utara, Bank Perdagangan Luar Negeri Republik Rakyat Demokratik Korea.

Korea Utara menggunakan dana itu untuk mendukung program senjata pemusnah massal.

Bank Perdagangan Luar Negeri Republik Demokratik Rakyat Korea adalah lembaga keuangan utama di Korea Utara dan di tahun 2013 telah ditetapkan sebagai entitas yang diblokir oleh Departemen Keuangan AS.

Dalam dakwaan itu, Departemen Kehakiman mengidentifikasi para terdakwa sebagai karyawan dan empat eksekutif Bank Perdagangan Asing, termasuk dua mantan presidennya, Ko Chol-man dan Kim Song-ui.

Sementara konspirator lain diidentifikasi sebagai anggota badan intelijen utama Korea Utara. Mereka didakwa dengan tuduhan melakukan konspirasi, penipuan bank, pencucian uang, dan mengoperasikan perusahaan kriminal.

Para terdakwa dituduh melakukan pencucian uang kembali secara ilegal ke Bank Perdagangan Asing yang dimulai pada tahun 2013, ketika bank tersebut ditempatkan pada daftar sanksi Departemen Keuangan karena membantu mendanai program senjata Korea Utara.

Terdakwa lain dituduh pindah ke luar negeri untuk mendirikan ratusan perusahaan shell di Cina, Austria, Libya, Kuwait, Thailand dan Rusia.

“Para terdakwa dan konspirator lainnya menyembunyikan keterlibatan (Bank Perdagangan Asing) dalam pembayaran dolar AS dari Bank Koresponden untuk menipu bank agar memproses pembayaran yang seharusnya tidak dilakukan,” kata surat dakwaan tersebut, dilansir dari CNN.

Tuduhan itu juga merupakan pengakuan diam-diam bagi AS karena tidak dapat menghentikan upaya Korea Utara membuat senjata nuklir, AS menjatuhkan sanksi ekonomi untuk menengahi kesepakatan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Setelah pembicaraan terakhir Trump dengan Kim gagal tahun lalu, Korea Utara menuduh Amerika Serikat mempertahankan sikap permusuhan dan mengisyaratkan bahwa pihaknya dapat melanjutkan pengujian rudal atau senjata nuklir tahun ini.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia