Alphonso Davies menjadi buah bibir publik usai dirinya bermain apik untuk Bayern Muenchen di laga kontra Borussia Dortmund, Selasa (26/5/2020) malam WIB. Berbekal kecepatan lari yang super, dia mengawal sisi kiri pertahanan Die Roten.

Tak jarang, dengan kelebihannya tersebut, si pemain Timnas Kanada juga kerap menyulitkan benteng kanan pertahanan Der BVB. Namun, salah satu momen memorable-nya di laga pekan ke-28 Bundesliga 2019/20 itu adalah saat dia merebut bola dari Erling Haaland.

Tak heran, jika Thomas Mueller kemudian menjulukinya ‘Road Runner’ Bayern Muenchen. Bedanya, Davies hanya tak mengeluarkan suara ‘beep-beep’ ketika berlari.

Namun, di balik kecepatan dahsyatnya, Davies punya kelemahan yang dia sendiri pun mengakuinya, kok. Apa itu?

“Sebagai pemain muda, aku jelas sering terjebak keluar dari posisi dan aku senang [bisa memperbaikinya] dengan kecepatanku,” kata pemain 19 tahun itu kepada Bundesliga.

“Itu adalah faktor (kelebihan) diriku saat berlaga. Namun menuruku, ke depannya, tim ini pasti akan lebih mengoreksi pemosisianku agar aku lebih baik, sehingga tak terlihat seperti aku keluar dari posisi dan hanya bisa berlari secepat mungkin untuk memperbaikinya,” lanjutnya.

Alphonso Davies, Bayern Muenchen, COVER

Ya, Davies mungkin tak perlu capek-capek mengeluarkan skill kecepatan ‘Road Runner’-nya untuk mengejar Haaland jika pemosisian dirinya di lapangan sudah benar. Faktanya dalam situasi itu, dia memang berdiri terlalu jauh dari posnya.

Jadi, jangan mudah takjub hanya karena melihat ada pemain yang berlari dengan kecepatan ‘kilat’ seperti Davies. Boleh jadi, dia terpaksa mengeluarkan kecepatannya karena melakukan kesalahan pemosisian.

Untungnya, Alphonso Davies tahu diri dan mau belajar dari kesalahannya. Jika cuma bisa membanggakan kecepatan berlarinya, dia lebih baik berganti profesi saja sebagai pelari cepat di cabang atletik.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan