Pemerintah Singapura menambah stimulus dampak pandemi virus corona sebesar SGD 33 miliar atau sekitar Rp 343,1 triliun (kurs Rp 10.397 per SGD). Sehingga total stimulus yang telah digelontorkan Negeri Singa itu hampir SGD 100 miliar.

Menteri Keuangan Singapura Lee Heng Swee Keat mengatakan, total stimulus yang telah dikeluarkan pemerintah mencapai SGD 92,9 miliar atau setara dengan 19,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Ini adalah paket penting, sekaligus respons yang diperlukan untuk krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Heng seperti dilansir South China Morning Post, Rabu (27/5).

Dia melanjutkan, fokus utama pada stimulus tersebut adalah persoalan tenaga kerja. Anggaran tersebut akan memberi dukungan kepada dunia usaha dan para pekerja yang terdampak pandemi COVID-19.

“Mengingat adanya perubahan yang signifikan dalam perekonomian global, kami akan memberikan dukungan kepada bisnis dan pekerja kami agar bisa beradaptasi pada kondisi seperti ini, melakukan perubahan dan mengambil peluang baru, agar menjadi lebih kuat,” katanya.

Salah satu stimulus tersebut yakni berupa subsidi upah kepada para pekerja. Pemerintah menanggung 25 persen gaji pekerja yang memiliki gaji maksimal SGD 4.600 per bulan. Ini dilakukan selama sepuluh bulan berturut-turut.

Tak hanya itu, pemerintah Singapura pun akan menanggung gaji pekerja di sektor tertentu hingga 75 persen dari gaji bulanannya. Sektor-sektor tersebut dinilai tak mudah untuk pulih meskipun lockdown dibuka, seperti gym, tempat kebugaran, bioskop, hingga toko ritel.

Pemerintah Singapura juga memberikan potongan pajak kepada bisnis yang sangat bergantung pada pekerja asing. Sementara itu, sebanyak SGD 2 miliar akan digelontorkan sebagai stimulus untuk pelaku UMKM.

Sejalan dengan stimulus fiskal, Heng juga meluncurkan program riil lainnya dengan menciptakan 40.000 pekerjaan baru, 25.000 untuk magang, dan 30.000 pelatihan untuk masyarakat yang terkena PHK.

Pemerintah Singapura juga akan memberikan insentif lagi kepada pengusaha yang memperkerjakan karyawan di atas usia 40 tahun. Ini bertujuan untuk mendukung para pekerja yang memasuki usia menengah.

com-Ilustrasi belanja di Singapura

Insentif itu berupa subsidi upah sebesar 40 persen dari gaji pekerja selama enam bulan berturut-turut, dengan batas total gaji selama enam bulan itu sebesar SGD 12.000.

Sejak adanya pandemi COVID-19 hingga saat ini, pemerintah Singapura telah memberikan tiga paket stimulus fiskal. Paket stimulus pertama atau disebut Anggaran Persatuan senilai SGD 6,4 miliar, diluncurkan pada Februari 2020.

Selanjutnya paket stimulus kedua disebut dengan Anggaran Ketahanan telah digelontorkan sebesar SGD 48,4 miliar. Sementara sisanya pada paket stimulus ketiga atau Anggaran Solidaritas, berupa subsidi upah bagi para pekerja.

Meski secara fiskal dinilai masih kuat, namun perekonomian Singapura diperkirakan akan mengalami penurunan atau minus antara 4-7 persen di tahun ini. Proyeksi ini merupakan yang terendah sejak 1964, ketika negara ini mengalami kontraksi ekonomi hingga 3,2 persen.

Ada pun di kuartal I 2020, realisasi pertumbuhan ekonomi Singapura turun 0,7 persen (yoy). Angka ini jauh lebih baik dari perkiraan awal yang turun hingga 2,2 persen (yoy).

Pemerintah Singapura dikenal memiliki aturan ketat terhadap defisit fiskal. Namun di tahun ini, Singapura diperkirakan akan mencatatkan defisit fiskal sebesar SGD 74,3 miliar atau melebar hingga 15,4 persen dari PDB.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan