Kepala Kantor Perwakilan PT. Freeport Indonesia di Kota Jayapura, Anderson Warobai, mengakui bahwa 52 karyawannya positif terjangkit virus corona atau COVID-19. Dari jumlah tersebut 46 orang dalam perawatan, lima orang sembuh dan satu meninggal dunia.

Anderson mengungkapkan, penyebaran virus corona di Freeport terjadi pada pertengahan Maret lalu. Di mana salah satu karyawan dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Dari temuan kasus tersebut, maka manajemen freeport memutuskan untuk melakukan rapid test terhadap 400 karyawan yang mendiami salah satu barak.

“Ya, memang awalnya ada satu karyawan kita yang positif, kemudian kami lakukan rapid test kepada 400 orang karyawan lainnya. Dari hasil rapid test tersebut ada 90 orang dinyatakan positif atau reaktif virus corona,” katanya kepada pers di Kota Jayapura.

Dikatakan, dari hasil pemeriksaan sampel dari 90 orang tersebut, diketahui 52 orang positif virus corona atau COVID-19. Dari jumlah tersebut 46 orang dalam perawatan, lima orang sembuh dan satu meninggal dunia,” ungkapnya.

Saat ini 46 orang yang dinyatakan positif COVID-19 ini menjalani perawatan medis di rumah sakit Tembagapura, sementara sebagian melakukan karantina mandiri di barak yang telah disiapkan.

“Dari 46 yang positif, hanya 6 orang yang menjalani isolasi di rumah sakit, sementara 38 orang menjalani karantina di barak karena kondisi mereka hanya sakit ringan,” jelasnya.

Anderson mengaku, meski terdapat 52 karyawan yang dinyatakan positif, namun pihaknya belum berencana untuk menutup tambang.

“Ini tidak ada pengaruh dengan operasional tambang dan tidak ada rencana menghentikan operasional. Kita tetap bekerja dengan menerapkan protokol kesehatan yakni social distancing dan physical distancing, kemudian menjaga jarak, menggunakan masker, dan lainnya sesuai dengan protokol kesehatan,” bebernya.

Anderson menambahkan, untuk mencegah penyebaran semakin meluas, maka pihaknya berkoordinasi dengan gugus tugas penanganan COVID-19 Kabupaten Mimika untuk melakukan tracking kepada orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien positif.

“Kita tetap berkoordinasi dengan gugus tugas COVID-19 Kabupaten Mimika untuk melakukan pencegahan. Kita akan melakukan rapid test kepada mereka yang melakukan kontak dengan pasien positif,” akunya.

Selain itu, pihaknya juga mengambil langkah-langkah cepat untuk mengantisipasi apabila terjadi penambahan kasus positif di areal tambang.

“Kita sudah melakukan antisipasi mempersiapkan barak dengan kapasitas sekitar 800 tempat tidur untuk menampung apabila ada karyawan kita yang terpapar, jadi persiapan sudah kita lakukan,” ungkapnya.

Persiapan selanjutnya yakni, mendatangkan alat test Polymerase Chain Reaction (PCR) agar pemeriksaan sampel lebih cepat.

“Minggu depan kemungkinan alatnya sudah ada dan bisa digunakan. Kita juga akan berkoordinasi dengan gugus tugas Kabupaten Mimika untuk penambahan tenaga medis guna membantu kami dalam penanganan pasien,” tandasnya.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan