LIVERPOOL – Kesuksesan Liverpool bersama Juergen Klopp tak terjadi secara instan. Liverpool akhirnya memetik buah dari kepercayaannya kepada Klopp.
Liverpool merekrut Klopp pada Oktober 2015. Pada musim itu pula, manajer asal Jerman itu membawa Liverpool ke final Piala Liga Inggris dan Liga Europa.

Namun dua final itu tak membuahkan trofi. Liverpool masing-masing dikalahkan Sevilla (Liga Europa) dan Manchester City (Piala Liga Inggris).

Musim 2017/2018, Klopp kembali membawa Liverpool ke final, kali ini Liga Champions. Namun, The Reds lagi-lagi harus menelan pil pahit karena dikalahkan Real Madrid.

Penantian Liverpool akan trofi dari Klopp akhirnya berakhir semusim kemudian. Klopp mengantar Mohamed Salah dkk menjuarai Liga Champions 2018/2019. Setelahnya, Liverpool memenangi Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.

Pada musim 2019/2020 pun Liverpool sudah berada di ambang juara Premier League. Namun kompetisi harus ditangguhkan karena pandemi virus corona.

Menengok perjalanannya di Liverpool sejauh ini, Klopp menekankan pentingnya kepercayaan dari klub yang diberikan kepadanya sejak awal. Mantan pelatih Borussia Dortmund itu sadar betul ia butuh waktu.

“Sangat jelas kami butuh waktu. Jelas kami tidak bisa memperbaikinya dalam semalam. Semua orang menginginkannya, tapi kami tidak bisa jadi saya minta waktu. Saya tahu itu,” ujar Klopp seperti dilansir Sky Sports.

“Sebelumnya dalam karier saya, saya tidak pernah dipecat, jadi saya tidak punya pengalaman soal itu. Tapi saat itu saya tahu kalau itu adalah level yang berbeda dan jika saya tidak bisa memberi hasil dengan cukup cepat, maka saya akan dipecat.”

“Kami dapat waktu dan bagusnya adalah setelah enam, tujuh, delapan laga, mereka benar-benar positif soal situasinya, mereka sadar kami di jalan yang tepat.”

“Sejak saat itu, mereka tidak meragukan barang sedetik pun. Mereka penuh kepercayaan dan keyakinan dan mereka bilang kami akan jalan terus dan segalanya akan baik-baik saja.”

“Itulah yang kami lakukan saat itu. Ketika kami kalah di final melawan Sevilla atau City atau Real Madrid, saya kira pundit mengatakan kalau dia tidak memenangi yang berikutnya, maka mereka bisa saja berubah pikiran. Tapi secara internal, tidak pernah ada yang berpikir seperti ini,” katanya.

Editor: PARNA
Sumber: detiksport