JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melampiaskan kemarahannya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena dinilai bias ke China selama pandemi Corona. Trump mulanya hanya mengancam menahan dana untuk WHO. Namun, kini ancaman itu jadi kenyataan.

Mulanya, kepada para wartawan, Trump mengatakan bahwa dirinya akan menahan pendanaan untuk WHO. Sumber pendanaan terbesar WHO adalah AS.

“Kita akan menahan uang yang dihabiskan untuk WHO,” ujar Trump seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (8/4/2020). Ketika itu Trump tidak menyebut berapa banyak dana yang akan ditahan dan kapan akan dilakukan. Pernyataan itu awalnya terkesan sebagai gertakan saja.

Trump mengatakan, WHO “terlihat sangat bias terhadap China. Itu tidak benar”. Trump menyampaikan ini melalui akun Twitternya.

“WHO benar-benar gagal,” tulis Trump dalam cuitannya.

“Sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat, namun sangat sentris China. Kami akan mengawasinya. Untungnya saya menolak saran mereka supaya perbatasan kami tetap terbuka bagi China sejak awal. Mengapa WHO memberi kami rekomendasi yang salah?” tulis Trump.

Untuk diketahui, pada 31 Januari lalu, WHO menyarankan agar negara-negara tetap membiarkan perbatasan masing-masing terbuka meski ada wabah Corona. WHO mengingatkan bahwa penutupan perbatasan negara tidaklah efektif dalam menghentikan penyebaran wabah virus Corona dari China. Bahkan mungkin justru akan mempercepat penyebarannya.

WHO membela diri. Sekjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menanggapi kritikan pedas Trump itu. Dia justru menyindir balik AS.

Tedros menyerukan persatuan dan menghentikan politisasi krisis kesehatan global. Bahkan secara khusus dia menyerukan AS dan China untuk menunjukkan “kepemimpinan yang jujur”.

Mantan menteri luar negeri Ethiopia itu mengatakan, badan yang dipimpinnya akan melakukan penilaian seperti biasanya usai pandemi COVID-19 dan menarik pelajaran dari kekuatan dan kelemahannya. “Kami juga membuat kesalahan seperti umat manusia lainnya,” tuturnya seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (9/4/2020).

“Mohon persatuan di level nasional, jangan gunakan COVID untuk poin politik. Kedua, solidaritas jujur di level global. Dan kepemimpinan jujur dari AS dan China,” katanya.

“Yang paling kuat seharusnya memimpin dan tolonglah, karantina politik COVID,” cetus Tedros.

Beberapa hari berselang, Trump benar-benar merealisasikan ancamannya itu. Ancaman Trump untuk menahan dana untuk WHO ternyata bukan sekadar gertakan sambal.

Dalam konferensi pers pada Selasa (14/3) waktu setempat, Trump mengatakan dirinya telah memerintahkan pemerintahannya untuk menghentikan pendanaan selagi “peninjauan dilakukan untuk menilai peran WHO dalam salah kelola yang parah dan menutupi penyebaran virus Corona.”

Menurut Trump, WHO tidak transparan mengenai wabah tersebut dan AS — pendana terbesar WHO yang menyediakan US$ 400 juta tahun lalu — kini akan membahas “apa yang akan kami lakukan dengan semua uang yang ditujukan ke WHO itu.”

“Dengan terjadinya pandemi COVID-19, kami memiliki keprihatinan mendalam apakah kemurahan hati Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin,” kata Trump seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/4/2020).

Tidak jelas sampai kapan AS akan menghentikan pendanaan untuk WHO. Sementara itu, Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pun angkat bicara. Dia mengatakan bahwa WHO tetap harus didukung. Pasalnya, peran WHO begitu penting dalam perang melawan pandemi Corona.

“Saya yakin bahwa Organisasi Kesehatan Dunia harus didukung, karena badan itu sangat penting bagi upaya dunia untuk memenangkan perang melawan COVID-19,” ujar pemimpin badan dunia itu seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/4/2020).

Editor: PANA
Sumber: detiknews