JAKARTA – Ketua Muhammadiyah COVID-19 Command Center dr Corona Rintawan meminta pemerintah tegas melarang masyarakat mudik usai terbit aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dia mengatakan pemerintah jangan hanya memberi imbauan, tapi juga tegas melarang mudik.
“Kita meminta pemerintah untuk lebih tegas dalam konteks larangan mudik ini. Jadi konteks kita meminta pemerintah tidak hanya mengimbau masyarakat untuk tidak pulang, tapi melarang,” kata dr Corona ketika dihubungi, Selasa (7/4/2020).

“Melarangnya tentu dengan rambu-rambu yang tentu disepakati kayak pembatasan jumlah bus atau seperti apa. Artinya, kita meminta pemerintah untuk supaya lebih tegas dalam konteks ini,” jelasnya lebih lanjut.

Di lingkup internal Muhammadiyah, sebut dr Corona, sudah ada larangan untuk mudik. Langkah itu diikuti penutupan kegiatan di tempat ibadah.

“Kita melarang warga Muhammadiyah untuk melakukan mudik. Itu konteks PSBB yang baru. Jadi di samping kegiatan sosial yang physical distancing, kita juga ‘menutup’ masjid untuk kegiatan jemaah, itu selalu kita gemborkan,” ujar dr Corona.

Sementara itu, Muhammadiyah-Aisyiyah telah menyediakan 55 rumah sakit di Indonesia untuk merawat pasien virus Corona. Dari data yang diperoleh detikcom per Senin (6/4), total ada 12 pasien terkonfirmasi positif Corona, 374 kasus pasien dalam pengawasan (PDP), dan 1.315 orang dalam pemantauan (ODP) yang dirawat.

“Kita perbanyak sesuai dengan laporan dari teman-teman rumah sakit Muhammadiyah-Aisyiyah dan total sampai hari ini nambah terus sampai terakhir laporan hari ini 55 rumah sakit,” kata dr Corona.

Awalnya Muhammadiyah hanya menyiapkan 20 rumah sakit untuk merawat pasien Corona. Namun, seiring dengan melonjaknya jumlah pasien, Muhammadiyah terus menambah jumlah rumah sakit untuk pasien Corona.

“Dalam perkembangannya kita memang menyiapkan 20. Ternyata dengan semakin banyaknya pasien, ada ODP-PDP, ternyata banyak laporan masuk rumah sakit Muhammadiyah-Aisyiyah ini di luar 20 juga merawat. Dan, mereka memang kesulitan untuk merujuk ke rumah sakit pemerintah karena mungkin sudah kewalahan untuk merawat pasien itu sehingga akhirnya kita tambah,” papar dr Corona.

Meski jumlahnya terus bertambah, rumah sakit Muhammadiyah juga mengalami kendala. Terlebih, kebutuhan ruang isolasi dan alat pelindung diri (APD) yang terus menipis.

“Tantangannya seperti pada umumnya rumah sakit di Indonesia jadi ketersediaan ruang isolasi kemudian jumlah APD ini yang menjadi kendala umum,” ucap dr Corona.

Editor: PARNA
Sumber: detiknews