JAKARTA – Bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) akan mengalirkan dana mencapai 400 miliar yuan atau US$56,3 miliar setara Rp923,32 triliun (berdasarkan kurs Rp16.400 per dolar AS) ke bank-bank kecil di negeri mereka. Dana akan digunakan untuk membantu likuiditas bank di tengah penyebaran pandemi virus corona atau Covid-19.

PBoC mengungkapkan tambahan likuiditas kepada bank diperoleh melalui penurunan batas cadangan kas bank di PBoC. Rencananya, bank sentral China akan memangkas batas pencadangan kas sebesar 100 basis poin (bps) dalam dua tahap.

Pertama, pada 15 April 2020. Kedua, pada 15 Mei 2020. Selain itu, PBoC juga akan memangkas tingkat suku bunga yang dibayarkan atas kelebihan cadangan bank.

“Tujuannya secara efektif untuk meningkatkan sumber pendanaan yang stabil dan membantu mengurangi suku bunga yang dikenakan perusahaan bank,” ungkap Juru Bicara PBoC dikutip dari AFP, Jumat (3/4).

Kebijakan ini akan membuat bank bisa memegang lebih banyak uang tunai, sehingga dapat dialirkan ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Targetnya, kebijakan ini menjangkau sekitar 4.000 bank kecil yang ada di China.

Penurunan batas cadangan kas akan memprioritaskan bank berskala kecil di pedesaan dan bank komersial di perkotaan yang hanya memiliki operasional di tingkat provinsi. Kebijakan ini baru pertama kali dilakukan PBoC sejak 12 tahun terakhir.

Langkah ini melengkapi sejumlah kebijakan yang sebelumnya telah dikeluarkan selama pandemi corona guna menjaga likuiditas bank. Sementara PBoC menyatakan operasional produksi sejumlah perusahaan berskala besar sudah mulai berjalan normal berkat stimulus yang diberikan.

Padahal, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu sempat memberlakukan penghentian aktivitas industri akibat pandemi corona. Berdasarkan data Johns Hopkins University, kasus positif virus corona di China sudah melambat dengan akumulasi mencapai 82.509 kasus pada Jumat (3/4). Dari jumlah itu, 76.760 orang sembuh dan 3.326 orang meninggal, sehingga rasio kematian karena virus corona di China sebesar 4,03 persen.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia