KANTON VALAIS – Mewabahnya virus Corona terus memprihatinkan. Gunung Matterhorn memiliki pesan untuk masyarakat dalam menghadapi wabah Corona.
Seperti dilansir BBC dan Travel+Leisure, setiap malam dalam minggu ini, gunung paling terkenal di Swiss, yang terletak di Kanton Valais, Swiss, Gunung Matterhorn mengirimkan pesan untuk masyarakat tentang virus Corona yang terus mewabah. Pesan tersebut berupa sinar berwarna merah dengan tulisan-tulisan yang mendukung masyarakat untuk tetap di rumah.

Satu malam pesan yang diberikan bertuliskan “Stay at Home”, keesokannya bertuliskan “Hope”. Pesan-pesan ini memang sangat dibutuhkan saat kasus Corona telah melewati 15.000 di Swiss dengan 333 pasien meninggal.

Proyeksi yang ditunjukkan di Gunung Matterhorn termasuk gambar bendera Swiss dan bendera Italia. Bendera Italia juga terpilih diproyeksikan karena negara ini menderita jumlah kematian tertinggi di seluruh negara.

Swiss telah melarang pertemuan besar dan menyarankan agar tidak berpergian sejak 4 minggu lalu. Sekolah juga telah ditutup dan semua bisnis yang tidak penting ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Menurut Travel+Lesure, Swiss memang negara kaya, namun sekarang sebanyak 150.000 bisnis telah mengurangi jumlah pekerja. Negara ini juga dipaksa membatalkan beberapa acara besar, termasuk Geneva Motor Show dan Basel Watch Fair.

Selain gunung Matterhorn, seorang penjaga malam di kota Laussane membunyikan lonceng peringatan abad ke-16 saat jumlah kematian yang dikarenakan virus Corona di Swiss meningkat. Dia membunyikan lonceng baja raksasa di Katedral Laissane yang telah ada sejak tahun 1518.

Biasanya, lonceng ini dibunyikan ketika kota dalam bahaya. Sekarang, setiap jam dari pukul 10 malam sampai 2 pagi lonceng ini akan terdengar selama 3 menit penuh untuk mengingatkan orang agar tetap di rumah.

“Ada ketenangan nyata yang menyerupai peristiwa masa lalu, sebelum ada semua kebisingan lalu lintas,” kata penjaga malam, Renato Haeusler kepada AFP.

“Mungkin ada satu hal terakhir yang akan membawa kita merasakan suasana abad pertengahan: mematikan lampu,” tambahnya.

Editor: PARNA
Sumber: detiktravel