BATAM – Desakan lockdown kota Batam mulai muncul, menyusul perkembangan kasus Covid-19 yang tidak bisa diprediksi.

Eko Syaiful Arifin, Chief Finance Officer (CFO) Parakerja, misalnya menulis surat terbuka kepada Wali Kota Batam dan Gubernur Kepri.

Permintaannya untuk segera memberlakukan lockdown agar Batam bisa cepat keluar dari ancaman penularan Covid-19. Apalagi menurutnya negara tetangga Singapura dan Malaysia sudah lebih dulu memberlakukan lock down.

“Ketika kita pulih berbarengan dengan Singapura, Malaysia dan negara lainya maka potensi image bahwa Batam sudah bersih dari corona akan cepat bisa di delivery ke dunia internasional, pesan penting bahwa Batam aman dan siap menerima investasi hingga wisatawan asing yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi kota ini bisa segera kembali datang ke kota ini dibanding daerah lain di Indonesia,” kata Eko.

Ditambahkannya, jika Batam tidak segera memberlakukan lockdown , ketika negara tetangga mulai pulih, dikhawatirkan Batam justru mengalami puncak penanganan kasus Covid-19.

Ia mengkhawatirkan, jika kondisi itu terjadi investor dan wisatawan dari negara-negara tersebut justru memblacklist kota batam untuk dikunjungi dan memperburuk kondisi ekonomi Batam.

“Ingat tanpa dilockdown saja ekonomi kita memang sudah demam bahkan mengarah ke stroke sekarang. Satu sisi suruh dunia usaha produktif, tapi sisi lain konsumen disuruh dirumah saja. Bagi saya ini kebijakan banci, saya melihat di pemerintah tidak ada ketegasan, social distance itu bagi pelaku usaha sama saja seperti menyuruh pengusaha membangun bisnis AC di antartika. Overhead cost karyawan, listrik, air, jalan terus tapi konsumen menyusut terus,” ujar Eko.

Batam hanya sebuah pulau kecil yang jika dilockdown secara demografi mudah, karena akses darat tidak ada. Sehingga pintu keluar masuk hanya pelabuhan dan bandara. Tentu ini berbeda dengan daerah-daerah lain di indonesia seperti Jakarta dan Bandung.

Editor: PARNA
Sumber: batamnews