BATAM – Kondisi air di waduk Duriangkang sudah mencapai minus 3,38 meter dari permukaan bangunan pelimpah. Jika level air turun 2 centimeter lagi, maka Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanjungpiayu akan berhenti beroperasi dan berdampak pada ratusan industri.

“Jika sudah menyentuh level minus 3,4 dari permukaan bangunan pelimpah, maka pipa Intake IPA Tanjungpiayu sudah menyentuh dasar waduk. Jadi tak mungkin lagi beroperasi,” ujar Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus, Senin (23/3/2020).

Dengan tumbangnya IPA Tanjungpiayu, maka Batam telah kehilangan produksi air bersih sebesar 225 liter perdetik yang selama ini melayani sekitar 21 ribu pelanggan di wilayah Tanjungpiayu dan sekitarnya.

Jika BP Batam memerintahkan untuk melakukan penggiliran, ATB telah siap dengan skema yang paling minim dampak bagi pelanggan. “Pada prinsipnya, kami akan mengikuti arahan pemerintah. Dan kami sudah siapkan skema dengan memperhitungkan dampak-dampak yang muncul,” jelasnya.

Penggiliran akan dilakukan dengan skenario 4 hari Off, 3 hari On untuk wilayah Tanjungpiayu dan 3 hari off, 4 hari on untuk wilayah Batam Center. Dampaknya, Suplai air kepada 21.642 pelanggan piayu akan mati total di hari Minggu hingga Rabu dan kembali mengalir di hari Kamis hingga Sabtu.

Lalu ada 32.285 pelanggan Batam center akan mengecil atau mati total di hari Kamis hingga Sabtu dan kembali mengalir normal di hari Minggu hingga Rabu.

“Ada sekitar 577 industri yang akan terdampak,” paparnya.

Kondisi ini tidak bisa dihindari, karena kondisi air baku yang semakin terbatas. Satu-satunya harapan agar Batam terhindar dari kondisi ini adalah turunnya hujan dengan intensitas yang memadai. ATB mendukung segala upaya yang dilakukan BP Batam agar hujan segera turun.

“Mari kita bantu upaya pemerintah melalui doa-doa kita, agar hujan segera turun. Tingkatkan toleransi dalam menggunakan air. Jangan berlebihan menampung air, kita harus peduli dengan sesama yang membutuhkan air bersih,” ajaknya.

ATB juga mengimbau pelanggan untuk lebih bijaksana di musim kemarau ini, dengan menggunakan air bersih untuk aktifitas yang penting saja. Budaya 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sudah harus menjadi budaya bersama. Penggiliran tak terhindari mari budayakan toleransi untuk berbagi.

Editor: PARNA
Sumber: batamtoday