JAKARTA – Pemerintah Vietnam hingga Selasa (24/3) belum mencatatkan korban meninggal akibat virus corona (Covid-19). Sementara data terbaru menunjukkan jumlah orang terinfeksi corona di Vietnam berjumlah 123 orang.

Pada pertengahan Februari lalu, Vietnam bahkan mampu menyembuhkan seluruh pasien yang terinfeksi virus corona. Sebanyak 16 pasien tersebut kemudian diperbolehkan pulang dari rumah sakit saat itu.

Vietnam mampu meredam penyebaran virus ini hingga awal Maret. Mereka sama sekali tidak mendeteksi adanya kasus baru dari 13 Februari hingga 6 Maret. Di hari berikutnya, barulah pemerintah melaporkan dua kasus baru.

Meski belum menemukan obat untuk menyembuhkan Covid-19, protokol kesehatan yang diadopsi Vietnam nampaknya berhasil menilai infeksi dan tingkat keparahan virus, sehingga dapat menyembuhkan pasien.

Melansir Aljazeera, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengungkapkan pentingnya mengikuti protokol kesehatan tersebut.

Pertama, para dokter diharuskan untuk mengobati gejala virus seperti menangani demam. Kedua, pasien diwajibkan menjalani diet ketat dan bergizi. Ketiga, memonitor tingkat penyerapan oksigen dalam darah pasien.

Hingga kini, pasien virus corona di Vietnam yang dinyatakan sembuh berjumlah 17 orang.

Perwakilan WHO di Vietnam mengatakan sikap “proaktif dan konsistensi pemerintah selama tanggapan” membuat mereka berhasil memerangi kasus di tahap awal krisis.

“Negara ini telah mengaktifkan sistem responsnya pada tahap awal wabah, dengan mengintensifkan pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi serta manajemen kasus di fasilitas kesehatan, pesan komunikasi risiko yang jelas, dan juga kolaborasi multi-sektoral,” kata Kidong Park kepada Aljazeera, Sabtu (29/2).

Sebagai informasi, Vietnam melaporkan dua kasus pertama pada 23 Januari lalu. Keduanya merupakan warga negara China.

Sejak itu, pemerintah Vietnam mulai melarang masuk pendatang dari China dan Korea Selatan. Kemudian disusul dengan pembatasan perjalanan dari Iran dan Italia di bulan Februari, setelah Vietnam menyatakan status epidemi dengan bertambahnya 6 kasus baru.

Pemerintah Vietnam juga sempat membatasi kedatangan dari luar negeri, dan mewajibkan para pendatang untuk menjalani karantina selama 14 hari di pusat pengendalian pemerintah. Namun, mulai pekan lalu, kedatangan dari luar negeri telah dilarang sepenuhnya guna mencegah penyebaran virus corona.

Selain itu, Vietnam juga memberlakukan kebijakan isolasi di beberapa wilayah. Salah satunya distrik Son Loi di barat laut Hanoi, yang berpenduduk 10.600 jiwa. Kementerian kesehatan setempat mengisolasi wilayah tersebut selama 21 hari pada pertengahan Februari lalu.

Pemerintah Vietnam kini tengah mengisolasi 1.588 orang yang tinggal di pemukiman pasien terakhir guna meminimalisir penularan virus corona.

Sebelumnya, pemerintah Vietnam juga terpaksa mengisolasi rumah sakit, hotel-hotel, dan beberapa rumah di Hanoi, setelah mengetahui 13 orang terinfeksi virus corona dalam penerbangan dari Inggris.
Jurus Vietnam Tekan Pandemi Corona, Nol Kematian PasienFoto: CNN Indonesia/Fajrian

Untuk mencegah penyebaran virus, semua orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien tersebut dipanggil oleh pejabat setempat untuk dilakukan pemeriksaan.

Lebih dari 18.600 orang di Vietnam telah dipantau dan beberapa diisolasi sejak awal Februari lalu. Sebanyak 15.637 orang di antaranya juga sudah menjalani pemeriksaan kesehatan.

Pejabat kesehatan di Pusat Operasi Darurat Vietnam (EOC), Tran Dac Phu, menyebut pemeriksaan terhadap orang-orang yang menjadi suspect lebih efektif dibandingkan dengan tes massal, apalagi bagi negara-negara yang sumber dayanya kurang mumpuni.

“Yang penting adalah, Anda perlu tahu jumlah orang yang mungkin telah kontak dengan penyakit ini, atau kembali dari daerah pandemi, kemudian melakukan tes pada orang-orang ini,” kata dia, seperti dikutip Vietnam Insider dari Financial Times, Selasa (24/3).

Untuk memperbanyak personel, pemerintah turut menerjunkan mahasiswa kedokteran, serta pensiunan dokter dan perawat dalam memerangi wabah corona.

Pemerintah pun meminta agar masyarakat mau terbuka dan mengungkapkan kondisi kesehatan mereka. Pihak berwenang Vietnam meluncurkan sarana yang dapat diakses secara daring, di mana semua warga negara wajib mengungkapkan status kesehatan mereka.

Mengutip kantor berita setempat seperti dilansir AFP, Perdana Menteri Vietman Nguyen Xuan Phuc bahkan berjanji akan menghukum siapapun yang menyembunyikan penyakit akibat infeksi virus corona.

“Mendeklarasikan informasi palsu dapat dikenakan penanganan pidana,” ujar Nguyen, Senin (9/3).

Pemerintah juga melarang sementara kegiatan belajar di sekolah dan memperpanjang masa libur. Seluruh sekolah diimbau untuk menyemprotkan cairan disinfektan di kelas-kelas sebelum sekolah dimulai.

Pada akhir Januari lalu, Nguyen juga melarang kegiatan impor hewan liar ke Vietnam. Hewan liar sendiri diyakini sebagai sumber penyebaran virus corona.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia