Seorang suspect corona berinisial CN, warga Marina, Tanjunguncang, kabur dari IGD Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Batuaji.

Ia kabur saat akan dimasukkan ke ruang isolasi sekira pukul 19.00 WIB, Jumat (20/3/202).

Pihak IGD RSUD sendiri sudah berusaha menjelaskan bahwa ia harus diisolasi, namun CN tetap menolak.

Wanita kelahiran Medan 1993 ini enggan diisolasi karena memiliki anak kecil.

Pihak kepolisian dan kecamatan sempat dibuat repot terkait sikap CN ini. Sebab, informasi awal CN ini pasien positif Covid-19 yang kabur dari RSUD.

Namun setelah ditelusuri, rupanya dia pasien dalam pengawasan (PDP), namun menolak diisolasi.

Kabid Dokkes Polda Kepri, Kombes Pol Muhammad Haris, yang dihubungi tadi malam membenarkan adanya PDP yang kabur dari RSUD.

“Sedang dalam pencarian malam ini (Jumat 20 Maret 2020, red). Nanti kalau dapat kami kabari,” ujarnya.


Kapolresta Barelang, AKBP Purwadi Wahyu Anggoro yang dihubungi Jumat malam, sudah mengerahkan anggotanya untuk menjemput PDP yang kabur itu.

Jajaran Polsek Batuaji juga mengerahkan anggotanya mencari CN.

“Anggota masih di lapangan mencarinya,” ujar Kapolres.

Mengenai kaburnya PDP itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Didi Kusmarjadi, membenarkan.

“Dia pasien baru RSUD. Baru kembali dari Malaysia. Karena ada gejala pneumonia, maka petugas IGD RSUD memindahkan pasien ini ke ruangan isolasi,” jelasnya.

“Namun, tidak tahu kenapa pasien memilih meninggalkan rumah sakit tanpa izin,” ujar Didi lagi.

Kondisi ini tentu menimbulkan keresahan. Karena tanpa pasien sadari, ada risiko menularkan virus kepada orang lain yang kontak langsung dengannya.

“Ini yang kami upayakan agar tidak terjadi. Makanya kami saran-
kan menjalani tes dan bersedia dirawat. Tapi malah pergi,” sebutnya.

Pasien terdaftar masuk ke rumah sakit bagian Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada Jumat (20/3/2020) sekitar pukul 18.30 WIB dan langsung ditangani petugas medis.

Saat akan dipindahkan pasien meninggalkan rumah sakit
sekitar pukul 19.00 WIB. Saat ini, tim Satgas Covid-19 juga sedang di lapangan menjemput pasien dan memastikan dia mengikuti tes dan menjalani perawatan di ruangan isolasi.

“Belum sempat dites. Bahkan swab saja belum diambil, tapi karena ada gejala pneumonia petugas meminta pasien pindah ke ruangan isolasi. Namun malah pergi,” terang Didi.

Ia mengimbau demi keselamatan banyak pihak, warga yang merasakan gejala demam, pilek, flu yang berlangsung lebih dari tiga hari agar memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Terutama mereka yang pernah memiliki riwayat perjalanan dari kota dan negara terjangkit.

“Sekarang kondisi sudah berbeda pasca ada dua pasien positif. Jadi kami minta warga bisa membantu pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus ini,” kata dia.

Editor: PARNA
Sumber: batampos