JAKARTA – Jepang diprediksi bakal menelan kerugian mencapai lebih dari US$12,6 miliar atau sekitar Rp200 triilun jika Olimpiade 2020 dibatalkan akibat wabah virus corona.

Dikutip dari AP, Jepang secara resmi menyebut menghabiskan US$12,6 miliar untuk menyelenggarakan Olimpiade 2020 Tokyo. Namun, Dewan Audit Nasional Jepang menyatakan negara tersebut telah menghabiskan anggaran dua kali lipat dari yang disebutkan.

Pembatalan Olimpiade 2020 yang semula dijadwalkan berlangsung 24 Juli sampai 9 Agustus mendatang, tidak hanya akan merugikan Jepang sebagai tuan rumah, tapi juga menjangkau seluruh dunia. Termasuk merugikan 11 ribu atlet Olimpiade dan sekitar 4.400 atlet paralimpiade, pelatih, pejabat negara, penyelenggara lokal, siaran internasional, penggemar serta sponsor dunia.

Belum lagi hotel-hotel yang telah menerima uang muka dari tamu-tamu yang akan datang ke Jepang untuk mengikuti Olimpiade. Selain itu maskapai penerbangan dan 80 ribu sukarelawan tanpa bayaran yang akan kehilangan kesempatan sekali seumur hidup, bakal dirugikan akibat pembatalan Olimpiade 2020.

Triliunan rupiah pengeluaran anggaran dari pemerintah yang ditujukan untuk pembangunan sembilan venue baru Olimpiade 2020 juga bakal menjadi investasi berisiko. Salah satunya pembangunan New National Stadium yang menelan biaya mencapai lebih dari US$1,25 miliar atau sekitar Rp19,8 triliun.

Jepang Minimal Rugi Rp200 Triliun Jika Olimpiade 2020 Batal
“Saya sudah mendengar banyak hal tentang kemungkinan Olimpiade dibatalkan dan saya pikir itu sangat buruk. Mungkin akan mematahkan hati semua orang jika itu terjadi,” ucap J’den Cox pegulat juara dunia dua kali dan peraih medali perunggu Olimpiade di Rio de Janeiro.

IOC sebelumnya mengatakan baru bakal memberikan keputusan resmi terkait kelanjutan penyelenggaraan Olimpiade 2020 pada akhir Mei mendatang. Keputusan itu diambil salah satunya dengan mempertimbangkan kondisi keamanan dan keselamatan atlet di tengah wabah virus corona.

Dr. Ali Khan, seorang ahli epidemiologi dari University of Nebraska, mengatakan kegiatan yang mengumpulkan massa termasuk kegiatan olahraga menjadi cara yang sangat mudah untuk menyebarkan penyakit ke seluruh dunia. Bukan hanya virus corona.

Jepang Minimal Rugi Rp200 Triliun Jika Olimpiade 2020 Batal
Kazuhiro Tateda, seorang ahli penyakit menular dan anggota panel pemerintah Jepang, mengatakan virus corona tidak mungkin hilang dalam waktu cepat. Butuh waktu panjang untuk memastikan penyebaran Covid-19 telah berhenti secara total.

“Virus ini tidak seperti flu yang menghilang dalam cuaca yang lebih hangat. Respons terhadap virus corona baru saya pikir akan berlanjut selama setengah tahun atau satu tahun,” kata Tateda kepada stasiun televisi Jepang NHK pada Selasa (17/3) dikutip dari AP.

Dibatalkannya Olimpiade 2020 juga disebut dapat merusak citra Olimpiade itu sendiri. Meskipun dari segi organisasi IOC menjadi salah satu pihak yang paling tidak terpengaruh secara finansial dengan keputusan pembatalan.

IOC memiliki banyak perlindungan asuransi keuangan terhadap pembatalan. Laporan tahunan terbaru menunjukkan IOC memiliki cadangan hampir US$2 miliar atau sekitar Rp31 triliun yang dipercaya bisa menutupi biaya operasional hingga Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing.

Laporan tahunan menunjukkan IOC telah membayar hampir US$14,4 juta atau sekitar Rp229 miliar untuk premi asuransi demi melindungi pembatalan Olimpiade Rio 2016 dan US$12,8 juta atau sekitar Rp204 miliar untuk polis yang mencakup Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan.

Kabar terbaru menyebut premi asuransi untuk Olimpiade 2020 Tokyo telah naik hingga US$20 juta atau sekitar Rp319 miliar. Namun Presiden IOC Thomas Bach mengaku tidak tahu atas kenaikan biaya premi tersebut.

IOC mengendalikan Olimpiade dan memiliki kebebasan luas untuk bertindak. Perlindungannya dijabarkan dalam Kontrak Host City setebal 81 halaman yang ditandatangani Gubernur Tokyo dan Komite Olimpiade Jepang pada 2013 lalu.

Dalam pembukaan Host City Contract disebutkan bahwa “Olimpiade secara eksklusif adalah milik IOC yang memiliki semua hak … untuk organisasi, pementasan, eksploitasi, penyiaran, rekaman, representasi, reproduksi … di seluruh dunia selamanya.”

Kontrak tersebut juga menetapkan IOC dapat mengakhiri dan menarik diri dari kota yang telah disetujui jika dalam keadaan perang, kekacauan sipil, atau boikot atau jika IOC memiliki alasan yang masuk akal untuk dipercaya dalam kebijakannya sendiri bahwa keselamatan para peserta dalam permainan akan terancam atau terancam bahaya serius dengan alasan apa pun.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia