JAKARTA

Berbagai negara berupaya memerangi penyebaran virus corona (COVID-19) yang telah ditetapkan World Health Organization (WHO) sebagai pandemi global. Aksi-aksi kemanusiaan juga dilakukan oleh beberapa tokoh ternama sekaligus konglomerat kelas dunia seperti Bill Gates dan Jack Ma.

Dari catatan detikcom, mengutip Forbes, Yayasan Bill Gates dan Melinda Gates telah menyumbangkan US$ 10 juta untuk membantu pasien-pasien di China dan Afrika. Sementara pendiri Alibaba sekaligus orang kedua terkaya di China, Jack Ma dilaporkan menjanjikan US$ 14 juta miliar untuk upaya mengembangkan vaksin coronavirus melalui Jack Ma Foundation. Ia juga menyumbang 1 juta masker dan 500 ribu alat pendeteksi virus corona ke Amerika Serikat (AS).

Sementara Indonesia masih menunggu aksi-aksi kemanusiaan tersebut dari sederet konglomerat tanah air. Menurut Direktur Riset Center Of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam, donasi ini bisa memaksimalkan upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk memerangi corona.

“Sekarang ini aksi donasi itu belum tampak. Ini tugas utamanya pemerintah, tapi bantuan pemerintah bisa jadi tidak cukup. Diperlukan ukuran tangan para orang kaya,” kata Piter kepada detikcom, Selasa (17/3/2020).

Ia menuturkan, bantuan dari konglomerat tanah air ini akan sangat berguna terutama jika donasinya digelontorkan untuk membiayai penelitian vaksin corona.

“Sebaiknya para orang kaya kita juga membantu meningkatkan pelayanan masyarakat. Misalnya memberikan insentif untuk tenaga media, membiayai test corona, dan sebagainya,” terang Piter.

Terutama, jika pada akhirnya pemerintah memutuskan untuk lockdown Indonesia, maka bantuan fisik seperti sembako akan sangat dibutuhkan.

“Kalau di Indonesia utamanya bantuan sembako. Tapi itu kalau terjadi lockdown. Dan kebutuhan itu akan terlihat ketika aktivitas ekonomi mengalami pembatasan dan mengakibatkan sebagian masyarakat kehilangan income, serta daya beli. Ini terjadi khususnya ketika pemerintah melakukan lockdown atau isolasi ketat terhadap semua aktivitas sosial termasuk ekonomi. Pedagang bakso nggak boleh buka, dan seterusnya. Akan banyak usaha mikro di sektor informal yang terdampak dan membutuhkan bantuan,” imbuh dia.

Berbeda dengan Piter, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengungkapkan, donasi dari konglomerat hanya berlaku sementara dan berjalan sendiri-sendiri. Sehingga, ia berpendapat langkah efektif untuk menggelontorkan biaya terhadap penanganan corona yakni mengoptimalkan penarikan pajak terhadap konglomerat tersebut.

“Dalam konteks yang lebih efektif sebaiknya pemerintah yang mengendalikan dana dari para konglomerat. Instrumennya ya pajak orang kaya dinaikkan, itu yang harusnya dilakukan negara. Selama ini kan sumbangan pajak orang kaya hanya 0,8% padahal harta 50 orang terkaya mencapai Rp 1.800 triliun,” jelas Bhima kepada detikcom.

Nantinya, hasil penarikan pajak tersebut dapat digelontorkan untuk membiayai penelitian vaksin corona dan pemberian alat kesehatan gratis.

“Kalau mau serius, uang dari pajak orang kaya akan masuk untuk melakukan riset penemuan vaksin corona, fasilitas kesehatan sampai ke level terkecil, pembagian masker gratis,” ucap Bhima.
Bill Gates hingga Jack Ma Donasi Lawan Corona, Konglomerat RI Kapan?

Editor: PARNA
Sumber: detikfinance