Meski penggiliran air atau rationing ditunda hingga dua pekan ke depan, kalangan dunia usaha dan masyarakat tetap mendesak agar Badan Pengusahaan (BP) Batam menggesa interkoneksi Dam Tembesi dengan Dam Mukakuning.

”Air itu vital bagi kehidupan. Lihat kondisi saat ini horor juga ya. Ini merupakan masalah bersama. Jadi, minimal ke depannya, pemerintah punya program untuk cukupi kebutuhan kita. Ada baiknya DPRD Batam dilibatkan untuk bisa mendesak,” kata anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Batam, Irvan Manurung, belum lama ini.

Sedangkan Syahrial dari Mc Dermott Batam mengatakan, krisis air berdampak besar bagi kelangsungan usaha dari perusahaan jasa konstruksi lepas pantai ini. ”Mc Dermott itu lokasinya di ujung. Dampaknya besar. Pimpinan kami di pusat nanti akan terkejut kalau tak ada air,” katanya.

Sebab, saat ini Mc Dermott merupakan rumah bagi sekitar 5.600 karyawan yang menggantungkan hidupnya di sana. Mc Dermott merupakan industri pertama dan salah satu yang terbesar di Batam.

”Ini mau masuk proyek dari Arab, jadi tambah lagi karyawan kita. Ada juga proyek dari Qatar dan Australia,” ungkapnya.

Ia mempertanyakan jika krisis air terus berlanjut dan tak kunjung dicarikan solusinya, maka akan menimbulkan keraguan di tubuh manajemen pusat Mc Dermott di luar negeri.

”Kami akan usahakan beri pemahaman ke mereka, tapi pasti mereka tak menerima kalau di sini lagi kesulitan air. Jadi, harus ada solusi jangka pendek agar bisa meyakinkan pimpinan dan klien-klien kami. Realisasi harus ada agar investor tetap percaya,” jelasnya.

Perusahaan sekelas PT Amtek Engineering juga khawatir dengan krisis ini. Riki dari Amtek mengakui perusahaannya merupakan pengguna air terbesar kedua di Batam.

”Amtek itu pakai 1.300 meter kubik dan nomor dua terbesar di Batam. Jadi, penjualan produk kami bisa kayak digantung sakaratul maut tak jelas,” katanya.

Ia memberikan saran, jika kelak rationing akan diberlakukan dalam waktu dekat maupun lambat, BP Batam dan ATB harus mengatur jadwal rationing dengan baik. Supaya tak membuat dunia usaha merugi karena produksi terganggu. ”Sehingga kami bisa atur jadwal produksinya dari Senin sampai Sabtu,” ujarnya.

Riki sudah melihat pemaparan dari ATB bahwa rationing dilakukan untuk memperpanjang usia dam hingga Juli. ”Jadi, ada tiga bulan untuk mengambil tindakan ekstrem. Kita tak bisa menunggu hujan saja,” jelasnya.

Editor: PARNA
Sumber: batampos