Kasus demam berdarah (DBD) di NTT, semakin mengkhawatirkan. Hingga Rabu (11/3), tercatat sudah 37 orang tewas akibat DBD.

“Sampai dengan pagi ini, dari seluruh data yang kami kumpulkan di 22 kabupaten/kota terkait DBD sudah ada 37 orang yang meninggal dengan jumlah kasus DBD sejak Januari hingga awal Maret 2020,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi NTT David Mandala dikutip dari Antara, Rabu (11/3).

Selain itu, David mengatakan sudah 3.109 orang di NTT yang terjangkit DBD. Mereka semua menjalani perawatan di rumah sakit.

Terkait jumlah korban tewas, David mengatakan pertumbuhannya sangat cepat. Sebab pada Selasa (10/3) jumlah korban tewas hanya 33 orang. Artinya korban tewas bertambah 4 orang dalam satu hari.

“Kabupaten penyumbang kasus DBD tertinggi adalah kabupaten Sikka dengan angka kematian mencapai 14 orang, dan terdapat 1.216 kasus, ” ucap David.

Anak penderita DBD di RSUD Prof WZ Johanes

David menuturkan, Kota Kupang berada di urutan kedua dengan kasus kematian tertinggi akibat demam berdarah. Tercatat sudah 462 orang terjangkit dan 5 orang tewas.

David menjelaskan, meningkatnya jumlah pasien DBD yang meninggal di NTT karena keterlambatan membawa korban ke puskesmas atau rumah sakit. Pemprov NTT juga sudah melakukan berbagai cara untuk menekan angka kematian akibat DBD.

Salah satu cara adalah mengirimkan sejumlah dokter spesialis ke sejumlah daerah yang terparah kasus DBD. Bahkan saat ini, di Kabupaten Sikka, pemerintah pusat sudah menurunkan tim ahli khusus untuk menangani DBD.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan