JAKARTA – Sebagian orang barangkali masih gagap membedakan fungsi hand sanitizer dan tisu basah yang mengandung antiseptik, apalagi di tengah merebaknya virus corona. Bahkan tak jarang ada yang menyamakan pemakaiannya. Padahal menurut ahli, keduanya berbeda penggunaan meski sama-sama digunakan menghambat perkembangan kuman.

Presiden Joko Widodo baru saja mengumumkan dua Warga Negara Indonesia (WNI) positif terjangkit virus corona (COVID-19). Hand sanitizer dan tisu basah mengandung antiseptik pun mendadak jadi barang yang dicari banyak orang. Di beberapa lokasi pasokannya malah sudah langka didapat.

Seorang warga asal Jakarta Selatan mengaku susah payah beroleh hand sanitizer selama dua pekan belakangan. “Sudah ke Kemang Village, Pejaten Village, sampai Kalibata City enggak dapat,” tutur Maharani.

Cara terbaik untuk menangkal virus corona sebetulnya adalah mencuci tangan dengan sabun yang mengandung antiseptik. Ini diungkapkan oleh berbagai ahli kesehatan juga dokter. Serupa diutarakan Kalisvar Marimuthu, seorang dokter yang juga konsultan kesehatan senior terkait penyakit menular di National Center for Infectious Diseases (NCID) seperti dikutip Young Parents.

Tapi jika tak ada air mengalir dan sabun, hand sanitizer atau cairan pencuci tangan bisa jadi alternatif. Dengan syarat, harus memiliki kandungan alkohol berkadar setidaknya 60 persen.

Agar efektif, Anda harus membalurkannya ke seluruh tangan. Gosok-gosokkan di seputaran tangan dan sela jari sekitar 20 detik lalu, biarkan hingga kering secara alami.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hand sanitizer dengan kandungan alkohol 60-95 persen lebih ampuh menghalau dibanding yang kadar alkoholnya sedikit atau tanpa alkohol.

Meski tetap saja, menurut CDC pun, air bersih dan sabun dengan antiseptik adalah yang paling sakti. Sebab hand sanitizer sekalipun dengan kadar alkohol yang cukup, tak bisa menghilangkan semua jenis kuman.

Sedangkan tisu basah antiseptik, menurut dokter Marimuthu hanya manjur digunakan untuk membersihkan permukaan benda atau lingkungan sekitar. Ia mengingatkan, tisu basah antiseptik bukan difungsikan untuk tangan.

Agar efektif, tisu yang digunakan setidaknya harus mengandung 40 persen alkohol. Dan tisu yang mengering setelah digunakan harus segera dibuang.

Penelitian ahli virologi dari Queen Mary University of London beberapa tahun lalu menunjukkan, penggunaan tisu basah dalam beberapa kasus justru menyebarkan kuman dibanding menghilangkannya.

Namun begitu sejumlah ahli dan dokter mengingatkan pencegahan terbaik adalah menjaga daya tahan tubuh serta membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satunya bisa dengan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun antiseptik secara berkala.

Jangan lupa untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan asupan makan-makanan bergizi seimbang, minum air yang cukup, berolahraga, istirahat yang cukup, dan kelola stres.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia