JAKARTA – Semakin banyak makanan yang terbuang sia-sia di dunia. Temuan terbaru menunjukkan, jumlah makanan yang terbuang lebih banyak dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya. Jumlah ini sama dengan sepertiga makanan di dunia terbuang percuma.

Studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS One ini meneliti hubungan antara makanan yang terbuang dengan kekayaan.

Hasilnya, studi ini memperkirakan setiap harinya orang membuang makanan setara 722 kalori atau setara 25 persen dari jumlah makanan yang tersedia pada 2011. Jumlah ini meningkat dibandingkan 351 kalori pada 2003 dan 526 kalori sehari per kapita pada 2005. Orang di negara maju membuang makanan lebih banyak.

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan limbah makanan global tahunan mencapai 1,3 miliar ton atau US$1 triliun. Makanan yang terbuang itu membusuk di sejumlah rumah dan toko.

Penelitian ini menemukan hubungan makanan yang terbuang sia-sia dengan peningkatan pendapatan. Di negara miskin dan berpenghasilan menengah misalnya, orang mulai membuang makanan saat pendapatan meningkat US$6,70 per hari atau sekitar Rp90 ribu per hari.

“Jika ekonomi yang tumbuh ini mengikuti jalur pertumbuhan yang sama dengan daerah maju, kita akan segera melihat pola makanan terbuang yang serupa meningkat,” tulis peneliti, dikutip dari CNN.

Penelitian ini menyarankan agar setiap negara membuat kebijakan di negara-negara berkembang mengenai pendidikan dan kesadaran konsumen dalam mengonsumsi makanan.

Para ahli memprediksi makanan yang terbuang merupakan salah satu masalah keberlanjutan utama di seluruh dunia. PBB bahkan berambisi untuk menghilangkan setengah limbah makanan pada 2030.

“Secara global, jika limbah makanan dapat direpresentasikan sebagai negaranya sendiri, itu akan menjadi penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga, di belakang China dan AS,” pernyataan resmi PBB.

PBB dan peneliti menyarankan agar setiap orang membeli makanan secukupnya dan selalu menerapkan hidup berkelanjutan untuk mencegah makanan yang terbuang.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia