BATAM – Dampak Virus Corona membuat perusahaan-perusahaan di China berhenti beroperasi. Hal ini juga mempengaruhi aktivitas industri di Kota Batam.

Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, Tjaw Hioeng mengatakan sebagian besar industri di Batam mengambil bahan baku dari China.

“Saat ini stok masih ada, jadi belum ada masalah untuk produksi,” ujar Tjaw melalui pesan singkat kepada Batamnews, Kamis (24/2/2020).

Jika tidak ada perubahan, hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri.

“Kalau perusahaan di China sampai bulan depan masih tutup juga, baru akan ada masalah diproduksinya,” kata dia.

Ia mengakui sudah ada beberapa penanaman modal asing (PMA) yang mencari dari Eropa. Namun hal itu menurutnya pasti membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pengiriman “Ditambah lagi biayanya juga tinggi,” kata Tjaw.

Jika keadaan ini belum ada perubahan, tentu akan ada multiplier effect. Ia mencontohkan misalnya perusahaan induk ada gangguan di tahap produksi, pastinya perusahaan pendukung akan terganggu.

“Bukan hanya bicarakan berapa banyak yang terdampak, tapi ini akan menjadi multiplier effect,” jelasnya.

Efek lainnya ketika perusahaan berhenti berproduksi, maka juga mempengaruhi para pekerja.

Sementara itu Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Batam, Alfatoni mengatakan sampai saat ini belum ada dampak serius terhadap perusahaan khususnya yang menjadi anggota mereka.

“Belum ada laporan sampai saat, kami juga belum mendapat informasi kalau ada anggota kami yang dirumahkan,” ujar Alfatoni.

Editor: PARNA
Sumber: batamnews