ROMA

Otoritas di Italia utara memerintahkan penutupan sekolah-sekolah, bar dan tempat-tempat publik lainnya di 10 kota menyusul dikonfirmasinya belasan kasus baru virus corona di negeri itu pada Jumat (21/2) waktu setempat.

Lima dokter dan 10 orang lainnya telah dinyatakan positif corona di wilayah Lombardy, setelah tampaknya mengunjungi bar dan grup teman yang sama. Dua kasus coronavirus lainnya dilaporkan di Veneto yang bertetangga dengan Lombardy.

Sebagai langkah pencegahan, lebih dari 50 ribu orang di wilayah tersebut telah diminta untuk tetap berada di rumah masing-masing. Semua aktivitas publik seperti karnaval, kebaktian gereja dan event olahraga telah dilarang selama seminggu ke depan.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan bahawa “semuanya terkendali”, dan menekankan bahwa pemerintah melakukan “pencegahan level sangat tinggi”.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (22/2/2020), jalan-jalan kota tampak lengang dengan hanya beberapa orang yang terlihat melintas. Di kota Casalpusterlengo tampak papan pesan elektronik besar bertuliskan “Coronavirus: warga diminta tetap di dalam ruangan sebagai pencegahan” yang dipasang di luar gedung balai kota.

Pada Jumat (21/2), pemerintah Italia mengumumkan bahwa seorang pria lanjut usia di kota Padua, Veneto, Italia utara meninggal setelah terinfeksi virus corona. Dia menjadi korban meninggal pertama di Italia akibat virus mematikan tersebut. Menurut media lokal, kakek berumur 78 tahun yang meninggal itu telah dirawat di rumah sakit sejak dua pekan lalu.

Sebelum kemunculan belasan kasus baru tersebut pada Jumat (21/2) waktu setempat, Italia hanya melaporkan tiga kasus corona yang terdiri dari dari dua turis China asal Wuhan yang dinyatakan positif corona di Roma pada akhir Januari lalu, dan seorang warga Italia yang dievakuasi dari Wuhan dengan penerbangan khusus bersama sekitar 56 warga Italia.

Setelah kemunculan tiga kasus tersebut, otoritas Italia menghentikan sementara semua penerbangan langsung dari dan ke China. Langkah itu telah memicu kemarahan pemerintah Beijing. “Masalah diplomatik dan ekonomi adalah fundamental namun kesehatan lebih diutamakan,” tegas Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza.

Editor: PARNA
Sumber: detiknews