JAKARTA – Pasukan Suriah dilaporkan berhasil merebut Provinsi Aleppo di wilayah barat laut yang sebelumnya dikuasai kelompok pemberontak. Presiden Suriah, Bashar al-Assad, menyatakan situasi tersebut membuat mereka semakin dekat dengan kemenangan setelah perang sipil berkecamuk di negara itu sejak 15 Maret 2011.

“Rakyat berhak untuk membebaskan seluruh wilayah Suriah,” kata Assad dalam pidato yang disiarkan kantor berita SANA, seperti dikutip Associated Press, Selasa (18/2).

Menurut SANA, pasukan Suriah berhasil merebut 30 desa dan kota di wilayah barat Aleppo pada Minggu pekan lalu. Menurut stasiun televisi Suriah, Al-Ikhbariya, pasukan Suriah saat ini masih terlibat pertempuran dengan pemberontak di sebagian kawasan pedesaan Aleppo.

Saat ini wilayah utara Aleppo dikuasai oleh pasukan Turki dan milisi Suriah yang bersekutu dengan mereka. Sedangkan sebagian wilayah Aleppo di bagian barat jauh dikuasai pasukan etnis Kurdi.

Posisi kelompok pemberontak Suriah yang tadinya sangat kuat di Aleppo saat ini dilaporkan semakin terjepit dan mundur ke Provinsi Idlib. Pasukan Assad beserta Rusia terus menggempur mereka.

Assad menuduh milisi pemberontak menggunakan warga sipil sebagai tameng untuk mengadang pasukan Suriah.

Kelompok pemberontak mundur dari kawasan timur Aleppo sejak empat tahun lalu, dan berkonsentrasi menghalau serangan pasukan Assad dari kawasan barat. Akibat pertempuran yang terus terjadi antara pemerintah dan pemberontak membuat sekitar 800 ribu penduduk sipil mengungsi.

Keadaan penduduk sipil semakin sulit karena saat ini Suriah tengah memasuki musim dingin. Mereka juga dihalau supaya menjauh dari perbatasan oleh pasukan Turki.

Angkatan bersenjata Turki dilaporkan mengirim bantuan persenjataan untuk meredam laju pasukan Suriah dan membantu pemberontak yang menjadi sekutu mereka. Mereka sudah mendesak supaya Suriah menghentikan serangan, senada seperti imbauan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, menyatakan akan terus mendukung pasukan Suriah dan Assad untuk mengakhiri perang sipil dan pemberontakan. Iran juga mengirim bantuan uang dan pasukan untuk bertempur menghadapi pemberontak Suriah.

Pasukan Suriah berhasil memukul mundur pemberontak karena dibantu serangan bertubi-tubi oleh pasukan Iran dan Rusia. Perang tersebut diperkirakan merenggut nyawa 400 ribu orang, dan membuat hampir dari setengah penduduk Suriah mengungsi.

Perang sipil itu berkecamuk setelah pemerintah Assad bertindak represif terhadap aksi unjuk rasa damai di sejumlah kota di Suriah pada 2011. Mereka menuntut pergantian rezim yang lebih demokratis dan bersih dari korupsi, terinspirasi dari Revolusi Semi di Afrika Utara dan Mesir.

Perang tersebut membuat sejumlah negara terlibat, salah satunya Amerika Serikat.

Selain pemberontakan, perang Suriah juga menimbulkan celah bagi aktivitas kelompok teror seperti Al-Qaidah, Jabhat al-Nusra, dan kemunculan ISIS yang saat ini sudah dinyatakan kalah.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia