Dunia industri di Batam menghadapi tantangan berat pasca merebaknya virus Corona di Wuhan, Tiongkok. Sebabnya karena bahan baku industri di Batam banyak diimpor dari negeri tirai bambu tersebut.

“Imbas dari virus Corona ini harus ditangani secara cepat. Karena jika perusahaan di Tiongkok shutdown karena virus ini, maka ini akan berpengaruh ke industri di Batam,” kata ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, OK Simatupang, Senin (17/2) di Batamindo, Batam.

OK menjelaskan banyak bahan baku industri diimpor dari Tiongkok. Sedangkan saat ini, satu per satu perusahaan manufaktur di Tiongkok mengurangi produksi atau malah stop operasi, khususnya di Provinsi Hubei tempat mewabahnya virus Corona.

“Pengaruhnya bisa dilihat dari keterlambatan pesanan tiba di Batam. Kalau perusahaan di sana stop produksi, maka akan berdampak buruk bagi Batam,” terangnya.

Untuk saat ini, perusahaan-perusahaan manufaktur di Batam mengandalkan stok bahan baku industri di gudangnya. Tapi stok tersebut tidak akan bertahan lama.

“Paling hingga Maret nanti,” imbuh Oka.

OK menyebut industri di Batam banyak mengimpor bahan baku seperti komponen elektronik dari Tiongkok.

“Kami desak Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk pro aktif mencari solusi terkait ini. Kalau terus berlanjut, industri bisa stop produksi,” katanya lagi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri per Desember 2019, Tiongkok berkontribusi 11,70 persen terhadap impor Kepri.

Secara keseluruhan, impor dari Tiongkok senilai 1.194,61 juta dolar Amerika (1,1 miliar dolar Amerika) di 2019. Memang masih kalah jauh dari Singapura yang merupakan mitra utama Kepri dengan nilai impor capai 4.616,61 juta dolar Amerika (4,6 miliar dolar Amerika).

Tapi sebagai catatan, karena keterbatasan infrastruktur di pelabuhan-pelabuhan Batam, banyak barang dari Tiongkok masuknya lewat Singapura baru kemudian diangkut dengan kapal-kapal kecil menuju Batam.

Belum lagi, faktor dari negeri jiran yang tengah waspada imbas dari virus Corona yang masuk ke negaranya. Sehingga diperkirakan, Singapura akan memperketat pemasukan barang-barang asal Tiongkok.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar mengatakan pihaknya sudah mengundang HKI untuk dialog terkait kendala-kendala yang dihadapi industri saat ini.

“Stakeholder kami HKI, diundang secara khusus untuk silaturahmi. Kalau sudah silaturahmi, maka akan membicarakan semua hal yang sedang terjadi dan akan terjadi. Kami akan segera tindaklanjuti,” ungkapnya.

Editor: PARNA
Sumber: batampos