Skullbreaker Challenge yang tengah menjadi tantangan yang ramai dimainkan warganet disebut bisa menyebabkan cidera ringan hingga kematian.

Hal itu diungkap oleh dokter spesialis bedah ortopedi divisi ortopedi anak RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Faisal Miraj SpOT.

“Itu sudah jelas ya risiko cedera kepala dan tulang belakang dari yang ringan sampai yang fatal bisa terjadi,” ujar Faisal saat dihubungi, Minggu (16/2).

Ilustrasi Skullbreaker Challenge

Skullbreaker Challenge ini dimainkan oleh tiga orang dengan cara berdiri sejajar menyamping. Dua orang di sisi luar melompat terlebih dahulu, ketika keduanya sudah mendarat, orang yang di tengah ikut melompat. Ketika orang yang di tengah melompat, kedua rekannya akan menjegal kaki orang tersebut hingga terjatuh.

Menurut Faisal, orang yang jatuh karena tantangan itu bisa mengakibatkan cedera tulang belakang.

“Dari cuma nyeri, sampai hilang kesadaran sampai kematian,” ujar Faisal.

Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengimbau anak-anak dan pelajar agar tidak mengikuti skullbreaker challenge di TikTok karena jelas membahayakan diri sendiri.

“Pastikan mereka (anak-anak dan pelajar) berani bilang ‘tidak’ jika diajak untuk melakukan challenge yang seperti ini atau challenge yang berbahaya lainnya,” jelas Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti, saat dihubungi kumparan, Jumat (14/2).

Ilustrasi TikTok

“Para guru dan para orang tua harus didorong untuk kasih tahu ke anak-anak kita semua supaya mereka lebih berhati-hati di mana pun mereka berada,” ungkapnya.

Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi juga mengimbau masyarakat tak mengikuti aksi skullbreaker challenge. Ia mengaku, khawatir akan keselamatan pengikutnya.

“Tolong anak-anak dijagain ya. Lagi ada tren baru ngerjain orang model gini, di mana ini bahaya banget,“ kata Edy lewat keterangannya, Jumat (14/2).

Editor: PARNA
Sumber: kumparan