Biaya logistik laut dari Batam menuju Singapura dan sebaliknya akan diturunkan sebesar 10 dolar Amerika Serikat. Kebijakan tersebut diungkapkan oleh Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dendi Gustinandar.

“Benar, tarif logistik laut turun 10 dolar Amerika,” ungkapnya, Selasa (11/2/2020).

Namun, ia belum bisa menjelaskan lebih lanjut terkait teknisnya. Pasalnya konferensi pers akan digelar hari ini, Rabu (12/2), di BP Batam untuk mensosialisasikan kebijakan tersebut.

“Nanti akan dijelaskan lebih lanjut oleh Deputi IV BP Batam, Shahril Japarin,” tegasnya.

Mendapat kabar seperti itu, kalangan pengusaha cukup mengapresiasi. “Pertama tentunya kita apresiasi atas usaha BP Batam menurunkan biaya handling kontainer dari Batam tujuan Singapura,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid, kemarin.

Namun, penurunan yang hanya 10 dolar saja sebenarnya tidak begitu signifikan. Untuk kontainer ukuran 40 feet, ongkosnya sekitar 947 dolar. Sedangkan ukuran 20 feet ongkosnya 667 dolar.

“Jadi turun 10 dolar dampaknya tidak begitu signifikan. Hitungan kita idealnya kalau bisa turun sekitar 50 persen dari ongkos kontainer yang sekarang diberlakukan,” terangnya.

Menurut Rafki, penurunan sebesar 50 persen ini bisa dilakukan jika peralatan yang dipakai di Pelabuhan Batuampar diperbarui dengan alat yang lebih modern. Sehingga biayanya bisa ditekan. Sebagai contoh untuk crane manual yang digunakan saat ini hanya mampu mengangkat lebih kurang 5 box per jam.

Sementara kalau dibandingkan dengan HMC mampu mengangkat lebih kurang 45 box per jam. Perbedaannya jauh sekali.

Belum lagi, sambungnya, kontainer kosong yang harus dipesan dulu dari Singapura lalu baru diisi di Batam.

“Ini kan menimbulkan dua kali perjalanan peti kemas. Lalu pelabuhan tujuan di Singapura tidak langsung ke PSA tapi harus lewat Pelabuhan Jurong dulu. Ini menimbulkan dua kali biaya bongkar muat dan muncul juga biaya perjalanan darat di Singapura yang seharusnya bisa dihilangkan jika peti kemas langsung dibongkar di Pelabuhan PSA Singapura,” ungkapnya.

Rafki menegaskan, bahwa praktik-praktik seperti ini harus dibenahi oleh BP Batam, jika ingin produk dari Batam dapat bersaing ketat di pasar global.

“Jika ongkos kontainer masih mahal seperti sekarang tentunya investor juga enggan untuk masuk,” tutupnya.

Editor: PARNA
Sumber: batampos