JAKARTA – Pemerintah dikabarkan tengah mengkaji pemulangan sekitar 600 Warga Negara Indonesia (WNI) yang pernah bergabung dengan kelompok radikal ISIS. Rencana itu ternyata menimbulkan penolakan dari warganet di Twitter yang menyerukan tagar #TolakEksWNIproISIS.

Salah satu warganet yang mentang kepulangan eks kombatan ISIS ke Indonesia adalah @kangdede78. Dalam postingannya, dia menyertakan foto anak korban bom bunuh diri yang dilakukan eks kombatan ISIS di Gereja Samarinda tahun 2016.

“Anda boleh menuding saya tak punya rasa kemanusiaan karena #TolakEksWNIproISIS balik ke Indonesia. Tapi saya punya alasan kuat MENOLAK kepulangan mrk ke Indonesia. Kalian kasih video anak-anak WNI eks kombatan ISIS di Suriah, saya kasih foto korban KEBIADABAN ISIS di Indonesia.,” kicau @kangdede78, Kamis (6/2).

Kicaun @kangdede78 diketahui telah di-retweet sebanyak 535 kali dan disukai oleh 596 akun.

Komentar senada juga disampaikan oleh akun @HusinShhab yang mengaku WNI eks kombatan ISIS adalah orang munafik. Sebab, dia menyebut mereka menggunakan alasan kemanusiaan untuk pulang.

“Wahai org2 munafikun. Dulu Anda ingin merdeka dgn ISIS, skr dgn alasan kemanusiaan ingin pulang. Dmn rasa kemanusiaan Anda saat melihat sesama muslim digorok lehernya? Skr nangis2 nanti akan menumpahkan darah di NKRI. Cc: @jokowi @mohmahfudmd #TolakEksISIS #TolakEksWNIproISIS,” kicau @HusinShhab.

Sementara itu, akun @bayu505ro mempertanyakan status kewarganegaraan eks kombatan ISIS yang hendak dipulangkan ke Indonesia. Pasalnya di berkata mereka mendukung ISIS.

“Apakah mereka masih bisa di sebut WNI kalau kemarin mereka sudah menyatakan PRO ISIS.. apakah mereka masih layak untuk jadi WNI.. apakah kita perlu memaafkan mereka ??,” kicau @bayu505ro.

Hingga pukul 16.30 WIB, tagar #TolakEksWNIproISIS sudah dikicaukan lebih dari 20 ribu kali. Tagar itu juga sempat menjadi trending selama beberapa jam di Twitter.

Sebelumnya, wacana pemulangan WNI eks anggota ISIS kembali mencuat usai dibahas Menteri Agama Fachrul Razi. Sementara keputusan dipulangkan atau tidak akan ditentukan Presiden Joko Widodo pada Mei 2020 usai hasil kajian rampung.

Jokowi sendiri telah menyatakan ratusan WNI eks simpatisan ISIS yang telah membakar paspornya tak bisa kembali ke Indonesia. Namun Jokowi memastikan ketentuan itu akan dibahas lagi dalam rapat terbatas bersama sejumlah kementerian.

“Ya kalau bertanya kepada saya, ini belum ratas ya, kalau bertanya kepada saya, saya akan bilang tidak (bisa). Tapi masih dirataskan,” ujar Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/2).

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia