JAKARTA – Direktur Utama PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata RI (Persero) Tbk. Asabri Sonny Widjaja menyebut telah memiliki solusi untuk mengatasi kerugian investasi sebesar Rp10,9 triliun yang dialami perusahaannya. Pernyataan tersebut ia sampaikan pada Rapat Dengar Pendapat antara Komisi XI DPR dengan Asabri di Gedung Parlemen Rabu (29/1).

Sonny mengatakan solusi dimilikinya setelah Benny Tjokrosaputro Direktur Utama PT Hanson International dan Presiden Komisaris Trada Alam Minera Heru Hidayat menyampaikan komitmen kepada perusahaannya untuk mengembalikan kerugian atas investasi saham dan reksadana tersebut.

Menurutnya, Heru Hidayat menyatakan sanggup mengembalikan kerugian sebesar Rp5,8 triliun. Sementara itu, dan Benny Tjokro katanya, siap mengembalikan kerugian Asabri sebesar Rp5,1 triliun.

“Dan yang menonjol adalah saham dan reksadana yang dimiliki oleh dua orang di tetangga sebelah (Benny Tjokro dan Heru Hidayat), sudah ada solusi, berbeda dengan (kasus) Jiwasraya,” jelasnya, Rabu (29/1).

Sebagai informasi, kondisi keuangan Asabri belakangan ini mendapatkan sorotan. Sorotan diberikan terkait penurunan modal perusahaan.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan
pada sepanjang 2019 kemarin.

Mahfud bilang penurunan modal tersebut kini sedang diselidiki oleh pihak kepolisian. Ia mengaku mendapatkan ‘bisikan’ dari beberapa sumber bahwa ada indikasi korupsi di tubuh Asabri.

“Saya bilang modalnya Asabri itu dalam satu tahun turun Rp17,6 triliun atau Rp17,4 triliun. Tapi prajurit, tentara, TNI, dan polisi jangan khawatir, karena uang (di Asabri) tidak habis,” ungkap Mahfud, Jumat (17/1).

Ia enggan menjelaskan lebih lanjut soal pihak mana saja yang tersangkut dengan dugaan korupsi di Asabri. Menurutnya, proses penyelidikan sedang berlangsung di kepolisian.

Tapi Sonny mengatakan penurunan modal terjadi karena harga saham tempat Asabri menaruh investasinya anjlok dari kisaran Rp400-Rp500 per saham menjadi Rp50 per saham. Setelah saham anjlok, ia memanggil Benny Tjokro dan Heru Hidayat.

Berkaitan dengan Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat, Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam catatan di blognya pernah mengatakan peran kedua orang itu bermula saat direksi Asabri berencana memutar uang perusahaan agar memperoleh bunga yang tinggi.

Direksi kemudian menunjuk lembaga profesional untuk melaksanakan pemutaran uang tersebut. Direksi kata Dahlan, tidak hanya menunjuk satu tapi 17 perusahaan manajemen investasi.. Ia menyebut 17 manajemen investasi tersebut ternyata 13 di antaranya berafiliasi dengan Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat.

“Mereka memang ahli dalam goreng-menggoreng saham,” katanya.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia