BEIJING – “Mereka tak lagi harus bergantung pada negara-negara lain untuk senjata mereka,” ujar Tian. Namun laporan ini juga menekankan bahwa kurangnya transparansi tetap menjadi “peringatan penting” saat mempelajari industri senjata China.

Perusahaan-perusahaan senjata China juga jauh lebih terspesialisasi daripada perusahaan internasional. Perusahaan senjata terbesar di China, Aviation Industry Corporation of China (AVIC), misalnya, sebagian besar memproduksi pesawat dan avionik, sementara sebagian besar produsen non-China mencakup berbagai produk militer.

Meskipun tidak ada statistik resmi tentang ekspor senjata China, laporan SIPRI itu mencatat bahwa “industri senjata China telah berkembang ke titik di mana ada peningkatan permintaan untuk senjata di luar negeri,” dan memperkirakan China sebagai eksportir senjata terbesar kelima di dunia.

Secara khusus, Tian mengatakan bahwa salah satu kisah sukses China sebagai pengekspor senjata adalah di bidang Unmanned Aerial Vehicle (UAV), yang biasa dikenal sebagai drone, yang telah digunakan dalam konflik di Libya dan Yaman. –

China kini telah berubah menjadi produsen senjata terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Ini merupakan perubahan mencolok dari satu dekade silam ketika China bergantung pada impor.

Menurut laporan baru oleh Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm atau Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), tiga dari 10 perusahaan senjata terbesar di dunia adalah milik China.

“Kami dengan yakin bisa mengatakan bahwa China adalah produsen senjata terbesar kedua di dunia, setelah AS dan mengalahkan Rusia,” kata Nan Tian, salah satu penulis laporan tersebut, seperti disampaikan kepada kantor berita AFP, Senin (27/1/2020).

Dalam laporan ini disebutkan bahwa sebagian besar dari penjualan senjata China yang ditaksir bernilai US$ 70-80 miliar per tahun, dibeli oleh berbagai cabang Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA). Ini menunjukkan perubahan dramatis dalam 10 tahun terakhir karena China dulunya merupakan importir besar senjata dari Rusia dan Ukraina.

Editor: PARNA
Sumber: detiknews