Lingga – Bupati Lingga Alias Wello akan mengakhiri masa jabatannya sebagai orang nomor satu di Negeri Bunda Tanah Melayu, tahun ini. Pasalnya, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, pria yang akrab disapa Awe ini tak lagi mencalonkan sebagai Bupati Lingga tapi Bupati Bintan.

Hal itu diungkapkan pria yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kepulauan Riau ini, usai melakukan pertemuan dengan Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai NasDem, Prananda Surya Paloh di Jakarta, Selasa (14/1/2020).

Meski disayangkan banyak pihak, karena dinilai sukses mengharumkan nama Kabupaten Lingga ke kancah nasional, namun Awe sudah berkomitmen dan berpegang pada ucapannya hanya memimpin Kabupaten Lingga untuk satu periode.

“Pemimpin yang baik itu, harus melahirkan pemimpin baru. Wakil Bupati saya orang baik, anak muda yang sudah siap jadi pemimpin di Lingga,” kata dia seperti rillis pers yang diterima Batamnews.

Namun, ketika ditanya siapa pasangannya di Pilkada Bintan nanti, Awe tak ingin berspekulasi dan tetap menunggu hasil survey sebuah lembaga survey ternama yang sudah dipercayakannya. Tapi informasi yang ia dapat, banyak calon-calon yang berminat menjadi wakilnya.

“Saya dengar, banyak yang minat jadi Wakil Bupati saya. Karena semua orang tahu, bagaimana saya memposisikan Wakil Bupati sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan Bupati,” sebutnya.

Posisi Wakil Bupati Lingga, M Nizar memang berbeda jauh dengan Wakil Bupati di daerah lainnya yang ditepikan habis-habisan oleh Bupatinya. Kata Awe, Wakil Bupati Lingga punya peran sentral ke dalam pemerintahan. Sedangkan Bupati berperan keluar.

“Sejak dilantik sampai hari ini, kami berdua nyaris tak pernah ada perselisihan,” katanya.

Itu sebabnya, Awe sangat yakin kader terbaiknya, yakni M Nizar siap memimpin Lingga ke depan. Kombinasi peran seperti itulah yang membuat nama Lingga, kini bergaung di tingkat nasional.

APBD Lingga Tembus Rp1 Triliun

Beragam prestasi memang sudah ditorehkan Awe selama memimpin Lingga. APBD Lingga yang di awal kepemimpinannya tahun 2016 hanya sekitar Rp700-an miliar plus utang ke pihak ketiga sekitar Rp127 miliar, sekarang sudah tembus di atas Rp1 triliun.

Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lingga diawal pemerintahannya cuma sekitar Rp16 miliar, kini meningkat di atas Rp35 miliar. Padahal, di masa AWe memimpin Lingga, aktivitas penambangan bauksit sudah tutup.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lingga tahun 2019, jumlah penduduk miskin di bumi Bunda Tanah Melayu itu, juga menurun drastis di era kepemimpinan Awe-Nizar.

“Pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin Kabupaten Lingga mencapai 13.220 jiwa. Angka ini mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2019, yakni 11.560 jiwa,” kata Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten Lingga, Iman Rahadiansyah.

Konektivitas ke Kabupaten Lingga juga sudah terbuka luas. Baik melalui jalur udara maupun jalur laut dari Lingga ke Batam, Tanjungpinang, Pekanbaru dan Jambi.

Setelah membawa Lingga “terbangun” dari tidur panjangnya dan wangi di tingkat nasional, Awe bersiap menyerahkan tongkat kepemimpinan ke penerusnya, M Nizar. Awe sendiri, siap melaksanakan perintah tugas apapun dari Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Termasuk, untuk mengikuti Pilkada Kabupaten Bintan 2020.

“Sudah siap lahir batin,” katanya.

Editor: PARNA
Sumnber: batamnews